26 November 2009

Saya tidak pernah tahu kenapa Syahmedi Dean selalu membuat judul yang panjang untuk setiap novelnya, dan selalu disingkat!! Tapi anehnya saya hapal semua kepanjangan dari novel-novelnya, mulai dari yang pertama, L.S.D.L.F atau Lontong Sayur Dalam Lembaran Fashion, P.J.V.F.K atau Paris Jakarta Via French Kiss, P.G.D.P.C atau Pengantin Gypsy dan Penipu Cinta, dan yang terakhir adalah A.M.S.A.T atau Apa Maksud Setauang Air Teh.

Awal mula saya 'berkenalan' dengan Syahmedi Dean adalah ketika tidak sengaja membeli novelnya yang kedua P.J.V.F.K, saya tidak tahu bahwa ternyata seharusnya saya membeli L.S.D.L.F terlebih dahulu.

Halaman demi halaman saya telusuri dan nikmati, cara penggambaran Dean untuk setiap tokohnya begitu kuat, hingga saya harus mengaku bahwa saya jatuh cinta pada salah satu tokoh didalamnya yaitu Alif Afrizal, yang merupakan tokoh sentral dalam novel Dean. Namun begitu, penggambaran tiga tokoh lainnya pun mendapat porsi yang tidak kalah dibanding tokoh Alif.

Sebagai penulis fashion-fiksi, Dean benar-benar fasih ketika menyebutkan brand-brand fashion dalam novelnya, membuat saya yang tadinya sedikit buta akan brand-brand tersebut, kini paling tidak saya lebih sedikit tahulah, heheh. Selain itu profesi sebagai seorang pekerja media yang ditempelkan Dean ke tokoh-tokohnya membuat saya semakin jatuh cinta, karena saya pun adalah seorang pekerja media.

Okey, sekarang saya mau fokus membicarakan mengenai novel keempat (terakhir) dari seri tokoh Alif, dkk. Setelah cukup bersabar menunggu untuk novel keempat ini akhirnya minggu lalu A.M.S.A.T ada di tangan saya juga. Dibeli ditengah kondisi keuangan saya yang lagi sekarat karena akhir bulan, melalui salah satu toko buku online. Kesimpulan asal saya ketika membaca buku ini adalah bahwa Dean seorang pecinta teh, bukan kopi, karena kalau dia pecinta kopi mungkin judulnya Apa Maksud Secangkir Kopi. Okey itu hanya intermezo gak penting saya. Lanjut kemasalah A.M.S.A.T, seperti yang sudah saya bilang di awal bahwa saya jatuh cinta pada tokoh Alif dalam novel ini, maka ketika diceritakan bahwa Alif kembali bekerja berkat Raisa yang memang mau memperjuangkan apa saja demi Alif, jujur saya begitu bahagia, oke kedengarannya lebay. Saya menikmati cerita yang serasa bergulir nyata dihadapan saya, padahal hanya tervisualisasikan di imajinasi saya. Konflik-konflik yang diciptakan Dean melalui tokoh-tokohnya terkadang membuat saya ikut gregetan, tokoh baru yang ditampilkan seperti Desri, dan Ibu Yvone pun porsinya pas, tidak kebanyakan dan tidak kurang. Tapi yang membuat saya kurang menikmati novel keempat ini adalah beberapa bagian yang menurut saya agak sedikit dipaksakan, entah mengapa saya merasa novel keempat ini tidak seciamik tiga novel sebelumnya.

Bagian seperti aksi balas dendam Didi, yang merasa sakit hati karena dipecat, dengan mengerahkan massa untuk mendemo kantor Maga, karena masalah cover majalah yang terlalu vulgar, rasa-rasanya agak kurang masuk akal. Setahu saya untuk masuk ke wilayah perkantoran elit seperti yang digambarkan Dean, pasti akan melalui pemeriksaan sekuriti terlebih dahulu di pintu masuk, dan disini diceritakan massa mendemo kantor Maga yang letaknya ada di lantai 6, kalau saya tidak salah. Yang ada di benak saya, dimana sekuriti kantor ketika gerombolan massa itu datang? tidakkah mereka melewati lantai dasar untuk bisa sampai ke lantai 6? Dalam benak saya lagi, untuk demo seperti itu bukankan mereka adalah orang-orang yang sangar, grasa-grusu, dan mampu membuat keributan bahkan dari lantai yang paling dasar. Belum lagi, seperti yang digamabarkan Dean bahwa massa itu menghancurkan kantor Maga, berarti paling tidak mereka membawa alat, entah apapun bentuknya, dan lagi-lagi dimana sekuriti, kenapa mereka bisa mudah masuk sampai ke lantai 6? Okey, ini sedikit yang mengganjal saya. Tapi over all, saya suka dengan endingnya, sangat tidak tertebak, dan berhasil membuat saya MENANGIS, dan merasa tidak terima, okey lagi-lagi saya lebay!!
Tapi, dari keempat novel seri Alif, dkk, ini saya paling suka novel kedua, Paris Jakarta Via French Kiss, karena saya serasa ikut Alif terbang menjelajah eropa.
Saya jadi tidak sabar menunggu karya-karya Dean selanjutnya.
1

25 November 2009

Perpisahan adalah awal pertemuan dengan yang baru. Yaaaa kira-kira begitulah yang selama ini saya yakini tentang perpisahan dan perjumpaan. Masih inget ketika beberapa bulan lalu, sekitar bulan January, saya baru sekitar tiga bulan ada di kota ini, kota yang penuh dengan gedung-gedung bertingkat, asap, polusi, manusia yang sepertinya berlomba-lomba mencari apa saja yang bisa didapat demi mempertahankan hidup, huffff kota yang letaknya jauh dari kota kelahiran saya. Tapi saya sangat menikmati berada di kota ini, walaupun bukan bagian seutuhnya dari kota ini, karena KTP saya pun masih KTP kampung halaman. Tapi sekali lagi, saya suka kota ini dengan kelebihan dan kekurangannya. Kesukaan saya dari kota ini pun adalah karena begitu banyak stasiun radio bagus yang bisa saya dengarkan setiap harinya, beda jauh dengan yang ada di kota saya, dimana hanya satu atau dua saja yang bagus, selebihnya, hummmm bisa dibayangkan sendiri lah.

Saya memang orang yang suka sekali dengan dunia radio, pernah beberapa kali menjadi announcer waktu masih di kampung halaman, dan semasa kuliah di Jogja, tapi sekarang, saya lebih memilih menjadi pegawai kantoran biasa, walau kadang masih terbersit keinginan untuk kembali terjun ke dunia radio. Itulah sebabnya radio menjadi hal yang penting bagi saya, dimanapun saya berada, saya selalu menyempatkan mendengarkan radio yang ada di kota tersebut. Dan, untuk kota sebesar Jakarta, pastilah tidak sulit menemukan radio yang sesuai dengan saya. Kebetulan saat itu saya masih senang mendengarkan Prambors, maklum saya baru lulus kuliah, sehingga masih pas rasanya ketika mendengarkan Prambors, terutama acara PUTUSS by Dagienkz dan Desta. Kebetulan juga Prambors relay di delapan kota, termasuk Jogja, sehingga saat masih di Jogja pun saya selalu mendengarkan siaran PUTUSS setiap hari, dan terbawa samapi saat saya di Jakarta.

Tapi, pas January kemarin- saya lupa tepatnya tanggal berapa, Dagienkz-Desta menyatakan resign dari Prambors, sehingga PUTUSS pun akan digantikan Imam Darto. Saya sebagai pendengar setia, merasa sedikit kecewa, pagi hari saya akan sepi tanpa mereka. Ya karena hampir beberapa tahun pagi saya selalu ditemani siaran mereka, saya bukan tipe orang yang terbiasa bagun di pagi hari dan menyetel tv, tapi saya terbiasa langsung menyetel radio.

Setelah hari itu saya berusaha mencari 'penggantinya', merubah-rubah frekuensi radio, demi mendapatkan yang 'pas'. FYI Saya bukan tipe orang yang senang mengganti-ganti frekuensi radio, saya cenderung mendengarkan satu radio yang sama setiap harinya, sehingga saya akan berusaha mencari radio yang 'klik'. Pilihan pun jatuh pada Good Morning Hard Rockers Show, by Steny dan Pandji (Stendji) di Hard Rock FM. Mulai saat itu saya resmi menjadi 'hardrockers' sebutan untuk pendengar HRFM, setelah sebelumnya menjadi 'kawula muda'- sebutan untuk penggemar Prambors. Dan sejak saat itu pula frekuensi di radio saya selalu berada pada posisi 87,6 FM, hingga saat ini. Ada beberapa alasan kenapa saya suka mendengarkan HRFM, selain karena mungkin cara mereka siaran 'klik' di saya, juga karena ada banyak hal yang bisa saya jadikan pelajaran dari mendengarkan HRFM, seperti program-program mereka Financial Clinic yang membuka mata saya mengenai investasi, ataupun Carrier Coach, yang mengubah paradigma saya mengenai bekerja. Yaaaa masih banyak hal lainnya lah, selain yang lucu-lucu juga pastinya.

Hampir sepuluh bulan saya menjadi pendengar setia Good Morning Hard Rockers Show, dan Drive n jive (Sore with Rahma Umaya dan Iweth Ramadhan), tapi tiba-tiba kemaren saya seperti merasa dejavu. Ya, kejadian hampir sepuluh bulan yang lalu akan terjadi lagi. Pergantian penyiar. GMHR kedepannya mungkin tidak akan dibawakan Stendji lagi, dua hari terakhir ini tema yang mereka angkat adalah perpisahan. Huksss,,,jujur saya sedih, sebagai orang yang terbiasa mendengar celotehan mereka di pagi hari, bahkan saya sampai tergila-gila dengan Pandji, agak aneh rasanya kalau besok sudah bukan mereka yang membawakan. Tapi ya sudahlah, biar gimanapun saya tetap merasa bersyukur pernah merasakan cerianya pagi di 'temani' mereka.
4

13 November 2009

Halluuuuuuuuuuuuu,,,gila lama aja ya saya gak pernah nulis lagi, hehehe,,,kali ini alasannya lebih karena males, dan lebih milih up date di twitter dari pada di blog. Okey,, up date cepat aja deh, karena sebenernya banyak aja gitu yang mau ditulis, tapi tar deh saya tulis satu per satu, sementara ini adalah beberapa hal yang pengen banget saya tulis, tapi gak sempet2 :

1. Cerita tentang seseorang yang sungguh sangat menyebalkan, tapi asik buat di ceng-cengin. Intinya dia sekantor sama saya, posisi dia udah taraf manager lah, upppsss, saya berdoa dalam hati semoga dia gak baca. Amin. Nyebelinnya karena dia selalu merasa tahu dalam segala hal, merasa kenal dengan semua orang, padahal mungkin nama2 yang dia sebut gak ada yang kenal sama dia, hihihi. Tar lain waktu saya ceritain tentang seseorang ini versi komplitnya deh.

2. Sabtu besok teman baik saya mau nikah di cimahi, jadi besok pagi saya berangkat ke Bandung, dan malamnya ke Cimahi, lumayan liburan bentar.

3. Saya jatuh cinta dengan tokoh Jarot di Film Serigala terakhir, dan sudah 2kali nonton film ini, hasilnya pun masih sama : Saya pengen nonton lagi, hwehehehehe.

4. Jakarta akhir-akhir ini mengingatkan saya dengan kota kelahiran saya, karena sering mati lampu. Huhuhuhu.

Udah ah sementara ini dulu, nanti saya nulis lagi setelah pulang dari Cimahi deh....
1

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net