25 November 2009

Sayonara

Perpisahan adalah awal pertemuan dengan yang baru. Yaaaa kira-kira begitulah yang selama ini saya yakini tentang perpisahan dan perjumpaan. Masih inget ketika beberapa bulan lalu, sekitar bulan January, saya baru sekitar tiga bulan ada di kota ini, kota yang penuh dengan gedung-gedung bertingkat, asap, polusi, manusia yang sepertinya berlomba-lomba mencari apa saja yang bisa didapat demi mempertahankan hidup, huffff kota yang letaknya jauh dari kota kelahiran saya. Tapi saya sangat menikmati berada di kota ini, walaupun bukan bagian seutuhnya dari kota ini, karena KTP saya pun masih KTP kampung halaman. Tapi sekali lagi, saya suka kota ini dengan kelebihan dan kekurangannya. Kesukaan saya dari kota ini pun adalah karena begitu banyak stasiun radio bagus yang bisa saya dengarkan setiap harinya, beda jauh dengan yang ada di kota saya, dimana hanya satu atau dua saja yang bagus, selebihnya, hummmm bisa dibayangkan sendiri lah.

Saya memang orang yang suka sekali dengan dunia radio, pernah beberapa kali menjadi announcer waktu masih di kampung halaman, dan semasa kuliah di Jogja, tapi sekarang, saya lebih memilih menjadi pegawai kantoran biasa, walau kadang masih terbersit keinginan untuk kembali terjun ke dunia radio. Itulah sebabnya radio menjadi hal yang penting bagi saya, dimanapun saya berada, saya selalu menyempatkan mendengarkan radio yang ada di kota tersebut. Dan, untuk kota sebesar Jakarta, pastilah tidak sulit menemukan radio yang sesuai dengan saya. Kebetulan saat itu saya masih senang mendengarkan Prambors, maklum saya baru lulus kuliah, sehingga masih pas rasanya ketika mendengarkan Prambors, terutama acara PUTUSS by Dagienkz dan Desta. Kebetulan juga Prambors relay di delapan kota, termasuk Jogja, sehingga saat masih di Jogja pun saya selalu mendengarkan siaran PUTUSS setiap hari, dan terbawa samapi saat saya di Jakarta.

Tapi, pas January kemarin- saya lupa tepatnya tanggal berapa, Dagienkz-Desta menyatakan resign dari Prambors, sehingga PUTUSS pun akan digantikan Imam Darto. Saya sebagai pendengar setia, merasa sedikit kecewa, pagi hari saya akan sepi tanpa mereka. Ya karena hampir beberapa tahun pagi saya selalu ditemani siaran mereka, saya bukan tipe orang yang terbiasa bagun di pagi hari dan menyetel tv, tapi saya terbiasa langsung menyetel radio.

Setelah hari itu saya berusaha mencari 'penggantinya', merubah-rubah frekuensi radio, demi mendapatkan yang 'pas'. FYI Saya bukan tipe orang yang senang mengganti-ganti frekuensi radio, saya cenderung mendengarkan satu radio yang sama setiap harinya, sehingga saya akan berusaha mencari radio yang 'klik'. Pilihan pun jatuh pada Good Morning Hard Rockers Show, by Steny dan Pandji (Stendji) di Hard Rock FM. Mulai saat itu saya resmi menjadi 'hardrockers' sebutan untuk pendengar HRFM, setelah sebelumnya menjadi 'kawula muda'- sebutan untuk penggemar Prambors. Dan sejak saat itu pula frekuensi di radio saya selalu berada pada posisi 87,6 FM, hingga saat ini. Ada beberapa alasan kenapa saya suka mendengarkan HRFM, selain karena mungkin cara mereka siaran 'klik' di saya, juga karena ada banyak hal yang bisa saya jadikan pelajaran dari mendengarkan HRFM, seperti program-program mereka Financial Clinic yang membuka mata saya mengenai investasi, ataupun Carrier Coach, yang mengubah paradigma saya mengenai bekerja. Yaaaa masih banyak hal lainnya lah, selain yang lucu-lucu juga pastinya.

Hampir sepuluh bulan saya menjadi pendengar setia Good Morning Hard Rockers Show, dan Drive n jive (Sore with Rahma Umaya dan Iweth Ramadhan), tapi tiba-tiba kemaren saya seperti merasa dejavu. Ya, kejadian hampir sepuluh bulan yang lalu akan terjadi lagi. Pergantian penyiar. GMHR kedepannya mungkin tidak akan dibawakan Stendji lagi, dua hari terakhir ini tema yang mereka angkat adalah perpisahan. Huksss,,,jujur saya sedih, sebagai orang yang terbiasa mendengar celotehan mereka di pagi hari, bahkan saya sampai tergila-gila dengan Pandji, agak aneh rasanya kalau besok sudah bukan mereka yang membawakan. Tapi ya sudahlah, biar gimanapun saya tetap merasa bersyukur pernah merasakan cerianya pagi di 'temani' mereka.

4 comments:

senny said...

gue pernah lho nangis gara2 di episode terakhir acara radio kesukaan gue karena penyiarnya pindah ke Singapore haha... what a drama queen!

Unknown said...

^Senny : Tos dulu kita,,hehehe.

arninurdiasih said...

hwaaa

arninurdiasih said...

mnyenangkan mengingat kmbali saat mjadi kawula muda prambors jakarta.tapi sdikit kcewa saat putuss ganti pnyiar.dan akhirnya trax dpt menggantikan prambors setiap hari.
saat sudah trbiasa mjadi anak trax harus blik k jogja.jdi kawula muda prambors jogja,tapi dengan wadyabala yang beda,
yang mnurut ku semakin lama smakin 'biasa' siarannya.ngga ada beda ma radio laen.
kpingin lagi tiap hari dengerin celotehan wadyabala yg dulu,deka,aditya raharja,nino,nikita,raynata,pingkan,rizal,dithe,elda,
semoga radio d jogja bsa lbih brkualitas,jadi ak ngga kangen lagisma radio di jakarta,
trax fm,
cosmopolitan fm,
hard rock fm,

kpn j jogja mb indira?

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net