27 December 2013

Mumpung masih inget, mumpung masih segar di ingatan, dan yang paling penting mumpung lagi niat, saya mau sedikit mencatat soal Mesakke Bangsaku, 21 Desember lalu. Ini adalah show special ke tiga Pandji yang saya tonton, setelah sebelumnya di 2011 dan 2012 ada Bhineka Tunggal Tawa dan Merdeka Dalam Bercanda. Gak kerasa sudah setahun berlalu dari pertunjukkan di 2012, waktu itu saya mencatat nya di sini, di foto yang saya posting di bagian akhir, tertulis 'Menanti 2013', daaaaan tadaaa, ternyata gak lama menunggu 2013. Dan seperti yang sudah saya duga, show nya selalu mengundang decak kagum, tawa yang pecah, standing ovation, serta pembelajaran baru. Pokoknya selalu ada nilai lebih dari sekedar tertawa.

Kegelisahan Pandji akan pendidikan Indonesia dan bagaimana kaum minoritas di perlakukan di negara ini di ungkap secara cerdas dan lucu selama dua jam lima menit. Waktu yang sangat lama untuk seseorang bisa dengan lancar dan sukses membuat hampir 1200 orang yang hadir di Teater Jakarta Taman Ismail Marjuki, tertawa terbahak-bahak, sambil berpikir 'iya bener juga ya' dalam waktu yang bersamaan.

Seperti biasa show Pandji (apapun itu) selalu mulai tepat waktu, jam delapan teng!
Dibuka denga penampilan Arief Didu, komika yang jarang di kenal sebagai komika. Untuk itulah mungkin ia dipilih Pandji sebagai opener, karena dari sekian banyak komika, dia yang paling mesakke (kasihan). Gak mesakke gimana coba, lebih sering di telpon untuk di tanya nomor telpon komika lain, padahal sendirinya adalah komika. Ibaratnya si Arief pedagang tahu di pasar yang di datangi ibu-ibu, kemudian di tanya "Bang, pedagang tahu yang sebelah gak jualan?" dan di jawab "Gak bu, kenapa?" " si ibu pun menjawab "Mau beli tahu bang," "Lha kan saya jualan tahu juga buuuuuuu,". Begitu lah kira-kira, Arief meng-analogikan dirinya seperti pedagang tahu yang gak dianggap pedagang tahu :))

Setelah kurang lebih lima belas menit  - kalau saya ga salah - Arief Didu melempar bit-bitnya, yang di balas penonton dengan tawa yang renyah, maka penampilan yang ditunggu-tunggu dari sang empunya acara hadir dengan balutan Jas dan kemeja Hitam, yang dari bangku penonton Diamond terlihat lebih langsing (ini beneran, bukan pereus). Penampilan Pandji di awali dengan terbukanya tirai hitam yang ada di panggung, lalu terlihat lah latar panggung dengan pohon yang mesakke dan satu kursi serta meja yang menemani. Pandji kemudian membuka shownya dengan agak sedikit berani cenderung beresiko, dengan berujar bahwa untuk yang baru pertama kali nonton shownya GUOBLOK, karena udah dua kali bikin show kenapa baru sekarang nonton. Dan saya cuma bisa nyengir, ups! Start yang bagus sebenarnya, karena mungkin akan membuat penonton yang baru kali pertama hadir, akan semakin penasaran seberapa menghibur dan pinternya Pandji sih dalam stand up comedy. Dan bisa jadi bumerang, jika seandainya malam itu Pandji diluar harapan, dengan kata lain misal show nya gak sukes, joke nya basi, delivery serta act outnya gagal. Tapi bukan Pandji namanya, kalau tidak bisa mendelivery materi dengan sangat cerdas. Maka mungkin, ini mungkin lho ya, setelah show malam itu, ketika Pandji berhasil bikin pecah tawa semua yang hadir, penonton yang baru pertama kali datang akan balik berujar ke dirinya sendiri : iya ya goblok ya gue ya, kenapa baru datang sekali ini, kalau tahu show nya sepecah ini.

Setelah puas menggobloki penonton, Pandji memulai melempar bit demi bit, di buka dengan bit tatapan kasih putih Glen Fredly, lalu memaparkan data mengenai golongan minoritas di Indonesia, termasuk di dalamnya golongan pengusaha, keturunan tionghoa, difabel, dan gay (kalau ada yang kurang, maaf, karena saya ga nyatet, cuma berdasar ingatan). Bit yang memorable dan buat saya ketawa kalau mengingatnya adalah bit soal berteman dengan gay, dan gay main voli. Bit soal berteman dengan gay itu buat cewe benar adanya. Berteman dengan gay itu menyenangkan, dan mereka sangat menghibur. Kemampuan Pandji dalam riffing pun tidak perlu di ragukan, selalu berhasil. Penonton yang ada di kursi depan harus selalu waspada, karena bisa jadi korban riffing Pandji. Ga peduli, cowo atau cewe, tua atau muda, straight atau gay.

Bit Pandji favorit saya adalah ketika menjadikan Dipo (anak pertamanya) dan Mba Mila (istrinya) sebagai bahan. Bit soal ngorok dan ngigau, serta bit soal ngajak Dipo sholat Jumat bener-bener bikin ketawa gak berhenti. Selain jago riffing, kemampuan act out Pandji juga luar biasa. Sejauh ini yang saya tahu oke dalam act out adalah Pandji dan Ge Pamungkas (mohon di bantu diingatkan kalau ada yang lainnya). Walaupun jarak dari kursi saya ke panggung cukup jauh, tapi terbantu dengan dua giant screen yang ada di sisi kiri dan kanan panggung, sehingga penampilan act out Pandji terlihat dengan jelas.

Malam itu Pandji menjadikan kegelisahannya terhadap pendidikan sebagai materi yang cerdas sekaligus lucu.
Perhatikan gambar di bawah ini :
Foto dari twitter
Begitulah yang terjadi di negara kita, sistem pendidikan di tentukan oleh standard, dan Pandji membahasnya dengan analogi-analogi yang mampu membuat tertawa dan mengangguk-angguk membenarkan. Selain itu Pandji juga mengungkapkan kenyataan susahnya menjadi beda karena takut dianggap bodoh, padahal mungkin sebenarnya visioner :)) buat yang nonton pasti tahu bit yang mana ini. Bit soal pertanyaan berapa planet yang ada di bumi.

Selain itu, hal yang penting yang juga diungkapkan Pandji adalah soal membedakan fakta dan opini, karena media belakangan suka mencampurkan opini ke dalam muatan beritanya. Terakhir, Pandji melempar materi yang jadi favorit saya (mungkin juga semua penonton malam itu) soal pencurian mesin atm yang gagal. Sumpah ya ini Pandji iseng bener nyari berita soal ini, tapi kalau gak gitu, saya juga gak tau kalau ada yang guoblok nya kebangetan. Udah berhasil bawa mesin atm nya ke rumah, tanpa ketahuan, eh malah ending ceritanya harus di penjara juga, gara-gara tetangganya curiga saat si maling membanting-banting barang yang ada di rumahnya lantaran kesel. Lha napa kesel? soalnya yang doi bawa, mesin atm no tunai. Goublokkkkk :))))

Begitulah kira-kira yang berhasil saya catat dalam memori ingatan saya yang kapasitasnya gak gede ini. Pandji membuktikan, semakin tahun, performanya sebagai stand up comedian semakin menunjukkan kualitas. Tiket termahal 400 ribu pun di beli penonton. Ini pun menjadi rekor saya dalam membeli tiket stand up yang biasanya berkisar di harga seratus ribuan, kini saya harus mengeluarkan tiga ratus tibu untuk menonton sebuah pertunjukkan. Lebih dari pertunjukkan sebenernya, karena sejatinya ini adalah sebuah karya, dan saya menghargai karya-karya nya Pandji. Untuk itu saya puas dengan apa yang saya saksikan malam itu. Sekali lagi saya pulang dengan tawa yang sangat pecah.

Di akhir pertunjukkan, setelah Pandji melempar bit nya yang terkahir, kami semua, penonton yang datang malam itu, memberikan standing ovation buat Pandji. You deserve it mas :)


0

15 November 2013


Seperti judul postingan saya di atas, begitulah kira-kira pendapat saya ketika selesai menonton film arahan sutradara Sean Monteiro, kemarin. Kebetulan kemarin adalah penayangan perdana dari film yang dibintangi oleh Pandji Pragiwaksono, David Saragih, Ence Bagus, Emil Salim, Tara Basro, Ray Sahetapy, Aida Nurmala dan Tarzan ini. Ibarat masakan, film ini racikannya pas. Lucunya pas, gak di buat-buat, akting para pemainnya pas, alur ceritanya pun mengalir enak, gak ada bagian yang 'kosong' atau kurang penting. Dialognya juga enak di denger, gak kaku. Untuk sebuah film komedi, film ini berhasil menghibur dari awal sampai akhir. Ide ceritanya sih sebenarnya menurut saya sederhana. Kakak dan Adik yang tadinya kaya, jadi miskin dan berusaha bangkit lagi, sementara di lain sisi ada seorang pemulung yang mendadak jadi kaya. Nah perjuangan si kakak beradik untuk bangkitnya itu yang menemui beberapa rintangan. Saya gak akan menceritakan film ini seperti apa, karena film ini baru aja di puter, yang ada malah spoiler kalau saya cerita sekarang. Toh di web nya 21 cineplex, bisa dilihat sinopsis dari film ini. Biar kalian yang baca ini mau datang ke bioskop dan nonton sendiri :D

Untuk sebuah debut perdana dari Sean Monteiro, menurut saya film ini kelemahannya hanya di konflik yang dibangun agak kurang greget aja. Dan untuk Pandji sendiri, yang di daulat menjadi bintang utama di film ini, dimana diceritakan kalau karakter Pandji adalah sebagai orang yang arogan, cukup dapat lha, walau di beberapa adegan, saya melihat Pandji ya sebagai Pandji bukan sebagai Aris, sebagaimana peran yang harusnya ia mainkan. Akting Pandji yang paling dapet adalah saat ia harus berakting menangis saat diceritakan ayahnya (yang diperankan Ray Sahetapi) meninggal, di sini saya nyaris menitikkan air mata. Sementara itu akting Ence yang menurut saya paling juara di film ini, karena mampu membuat saya menertawakan kekonyolan dan keluguannya. Sementara itu David Saragih yang berperan sebagai Rachmat, di beberapa adegan juga tampil lucu. Sekilas saya seperti melihat karakter Gusur yang di Lupus pada diri David Saragih :)

Oh ya dalam film ini Ernest Prakasa juga ikut ambil bagian. Dan menurut saya akting nyinyir nya Ernest itu dapet banget, kaya dari hati banget gitu, heheheh. Ada juga Arief Didu, walau cuma kebagian satu scene, tapi cukup buat ketawa di scene yang dia mainkan.

Ngomongin film, gak enak kalau gak sekalian ngomongin soundtracknya.
Buat saya, soundtrack film ini keren-keren. Terutama yang Make Money Anthem, dan saya baru tahu tadi pagi kalau ternyata yang ngisi soundtracknya  Make Money Anthem itu sutradaranya sendiri, Sean Monteiro [jadi ngefans nih sama Sean Monteiro :)))], yang sekilas suara nya mirip Pandji kalau lagi nge-rap. Asli keren banget Make Money Anthem. Ga percaya? Makanya gih ke bioskop, tonton. Mumpung masih ada. Karena kemarin dua kali saya nonton film ini, penontonnya cuma sedikit. Entah mungkin karena ini film Indonesia, atau karena ini film Indonesia bergenre komedi dan gak ada adegan esek-eseknya, entah lah.

Gong nya dari film ini buat saya ada di adegan menjelang akhir film, saat Aris (Pandji) dan Rachmat (David Saragih) joged-joged. Ga nyangka banget soalnya. Kenapa mereka joged-joged? cari tahu sendiri ya. Yang jelas ini bagian terfavorit saya!

Karena saya nonton film ini tanpa ekspektasi apapun di awal, maka saya cukup puas nonton Make Money dua kali di hari yang sama :)

Selamat menonton.
Sekali lagi film ini racikannya pas, sehingga enak di tonton




0

19 July 2013

Jadi ceritanya, dulu banget waktu masih tinggal di Balikpapan dan masih sama orang tua, sering banget (terpaksa) harus bantu nyokap masak. Berhubung di rumah gak ada pembantu, jadi semua-semuanya di kerjakan sendiri, mulai dari bersih-bersih rumah sampai urusan dapur ini. Sebenernya sih, gak bantu-bantu banget kehadiran saya di dapur, lebih sering cuma bantu nyicip-nyicip bumbu yang lagi dibuat. Gak tau kenapa rasanya enak aja gitu bumbu-bumbu yang masih baru di uleg. Serius deh, nyokap sampai sering marah-marah karena liat anaknya sering banget nyowel-nyowel bumbu yang masih mentah *ini sih kelainan sebenernya, mwahahahah*. Dari sini sebenernya gak langsung suka dengan yang namanya masak, malah kalau bisa di bilang, males banget, makannya sih suka, tapi kalau masaknya, ahhhhhh nyerah.

Tapi tiba-tiba semua berubah, ketika 2004 harus hidup terpisah dari orang tua, dan harus tinggal sendiri secara mandiri di Jogja. Selalu beli makan di luar, lama-lama saya jadi kangen masakan rumahan. Plus di tambah teman-teman kos dulu suka pada masak, maka mulailah iseng-iseng masak yang ringan-ringan. Contoh masak mie isntan. Eh salaaah, itu beda. Gak perlu keahlian khusus. Semua juga bisa. Okey, jadi masakan pertama saya waktu itu adalah sayur bayam. Sungguh sangat mudah, dan rasanya lumayan lha, lumayan gak pengen nyicipin lagi, hahahahaha. Korban pertama yang nyicipin masakan saya, dalam arti ikut makan masakan saya adalah si mantan pacar *ehemmm, nama gak perlu ikut di sebut*. Komentar dia saat itu adalah enak! Yeaaaayyyy, mau bener enak atau demi nyenengin hati saya aja, bodo lah ya, yang jelas saya jadi makin semangat.

Berhubung tinggal di kos-kosan yang alat dapur juga seadanya, maka masaknya pun juga ga bisa yang ribet-ribet banget, Disesuaikan dengan peralatan dan keahlian yang masih standar atau bahkan masih di bawah standar. Masakan ke dua yang saya coba saat itu adalah Cah Kangkung, karena pada dasarnya makan Cah kangkung, ikan goreng, sambal tomat dan nasi yang baru mateng itu sungguhlah nikmat. Percobaan keduapun berhasil. Karena si mantan suka dengan hasil masakan saya, maka dia punya ide yang sangat brilian waktu itu yaitu masak tiap hari. Maaaaaakkkkk, di kata saya pembentong kudu masak tiap hari, terus kuliahnya kapan? oke lebay. Gak sih, gak tiap hari juga, kalau lagi pengen ya masak, kalau ga ya beli. Males juga ada di dapur tiap hari.

Tapi, masakan yang paling ribet dan butuh waktu pengerjaan yang lama - maklum masih pemula - adalah saat lebaran 2006, saat saya ga mudik ke Balikpapan, entah kerasukan apaan waktu itu sampai-sampai saya memutuskan untuk bikin SOTO BANJAR! di kosan, dengan peralatan sederhana, dengan modal pengetahuan pas-pasan soal cara buatnya. Berbekal buku resep yang dikirim nyokap, maka dengan semangat juang *pasang iket kepala*, saya buat lah itu si soto. Astagaaaa, bikinnya lama bener waktu itu, hampir empat jam, kagak selese-selese, padahal kan ya makannya sebentar banget. Ya udahlah ya, entah waktu itu rasanya gimana, tapi puas aja gitu berhasil masak si soto. Paling gak bisa ngerasain makanan khas keluarga besar di kampung halaman.

Nah, lepas dari kuliah dan hidup di Jakarta, yang mana adalah waktu untuk masak itu udah lebih sedikit dari pas jaman kuliah, maka hampir lima tahun hidup di sini, baru tahun ini lagi saya mulai nyentuh alat-alat dapur. Sebelumnya udah pasti lebih memilih makan di luar. Ini juga karena ada temen yang bikin saya jadi masak lagi. Dan, percobaan masak kali ini merambah ke makanan luar. Walau masih tergolong yang gampang, yaitu : Spaghetti.

Walau saus spaghetti ada di jual di mana-mana, tapi lagi-lagi saya memilih untuk buat sendiri.
Resepnya kurang lebih kaya gini, kali ada yang mau repot-repot kaya saya buat bikin sendiri :

Spaghetti Bolognaise

Bahan
1. Spaghetti (mereknya terserah)
2. Daging giling, tapi waktu itu saya pakenya korned beef
3. Tomat segar, sekitar 500 gr
4. Tepung Maizena (supaya saus ga terlalu encer)
5. Saus tomat
6. Keju parut
7. Bawang Bombay 1 siung
8. Bawang Putih 5 siung, cincang halus
9. Sosis Sapi
10. Minyak Goreng
11. Minyak Zaitun

Cara buat saus spaghetti
1. Blender tomat, kemudian rebus tomat dengan tambahan segelas air. Apinya kecil aja. Setelah mendidih, tambahkan korned beef, aduk rata sampai teksturnya seperti saus. Supaya ga terlalu encer, tambahin maizena. Ingat ! Maizenanya ga langsung di masukin ke saus yang masih di rebus, tapi ambil sekitar dua sendok maizena taruh di mangkok kecil, aduk dengan air dingin, setelah itu baru masukkan ke adonan saus. Aduk rata
2. Tambahkan saus tomat secukupnya. Di kira-kira aja sampai warna adonan saus ga pucet. Tambahkan keju parut dan garam. Icip-icip aja kalau udah oke, angkat deh.

Untuk Spaghettinya sendiri, cara buatnya
1. Rebus air yang sudah di tambahkan minyak goreng sampai mendidih. Kemudian masukkan spaghettinya
2. Kalau sudah matang, angkat dan tiriskan. Kemudian taruh di wadah dan tambahkan minyak zaitun secukupnya, aduk rata

Sekarang mari hidangkan spaghetti, caranya
1. Panaskan minyak goreng secukupnya, tumis bawang bombay yang sudah diiris, bawang putih, sampai layu dan harum.
2. Masukkan saus spaghetti, masak sampai harum
3. Angkat dan hidangkan dengan spaghetti. Tambahkan keju parut di atasnya

Dan taraaaaaa, kira-kira beginilah penampakan spaghetti yang berhasil saya buat :

Penampakannya agak kurang meyakinkan, tapi percayalah rasanya tidak kalah dari kurang meyakinkannya :))))

Sampai ketemu di resep selanjutnya...

Next resep : Spaghetti Aglio Olio




1

18 July 2013


Usia muda dan udah punya rumah sendiri? Dalam arti bener-bener rumah milik pribadi, bukan lagi numpang sama orang tua. Ahhhhh itu imipan saya dua tahun belakangan ini, tepatnya setelah usia sudah melewati 25 tahun, setelah hampir sembilan tahun harus hidup mandiri dengan nge-kos (karena kuliah dan bekerja). Setelah punya penghasilan sendiri dan udah puas rasanya untuk main-main, maka kayanya udah harus berpikir serius deh. Terutama untuk punya properti. Yang terbersit di benak saya adalah pengen punya rumah sendiri. Gimanapun caranya mulai saat ini bener-bener  di niatin, dan berusaha untuk diwujudin *can I get Amin?*  

Dengan penghasilan yang gak gede-gede banget (baca : lumayan cukup buat ngekos, biaya bulanan, biaya hura-hura termasuk di dalamnya nonton ke bioskop dan nonton stand up :p), maka untuk pembiayaan udah pasti gak mungkin cash, hahahaha. Yang paling memungkinkan adalah melalui pembiayaan bank. Untuk yang satu ini saya lagi nyoba cari tahu untuk persyaratan yang dibutuhkan. Penting juga adalah ngumpulin biaya untuk DP nya, plus biaya -biaya lainnya kaya misal harus nyiapin dana untuk administrai bank, notaris, pajak, endebre-endebra. Maka mulai lah saya ambil kalkulator, ngitung kira-kira rumah yang saya pengenin di kisaran harga berapa, ngumpulin DP nya mau dicapai dalam jangka waktu berapa lama, sehingga bakal ketahuan perbulan saya harus nyisihin berapa untuk DPnya, dan perlu apa gak untuk ikutan investasi agar dana nya cepat terkumpul. Oh ya, berbekal sering dengerin Financial Clinic di Hardrock FM, paling gak saya jadi tahu soal investasi dan faktor resikonya. Kalau kata mba Ligwina Hananto : Tujuan lo apa? dari tujuan itu nantiya bisa ditentuin investasi yang tepat. Aseeeek, gaya banget dah ah :)))


Tapi tiba-tiba, saya agak terdistraksi ketika nemuin link video berikut ini :

Video: Tebak & Menang Rumah Gratis 123

 
Punya rumah dijual? Rumah123, situs properti no.1 di Indonesia.


Hahahaha, apa saya iseng-iseng ikutan aja ya?sambil tetap berusaha wujudin niat saya yang awal. siapa tahu iseng-iseng berhadiah , bisa dapat rumah gratis? Yah kali kan rejeki. Eh kalau ada yang punya niatan sama kaya saya pengen punya rumah idaman, boleh lho intip video nya dan ikutan juga. Yuk aaaahhhh....



#paid
1

31 May 2013

Sebelum mengakhiri May, dan sebelum menagawali Juni, saya mau berbagi kesenangan saya selama bulan May, dan saya mau bilang kalau saya suka bulan May. Satu, karena bulan ini bulan lahir saya, yang berarti di antara tanggal 1-31, ada tanggal dimana umur saya bertambah, dua karena di bulan ini ada dua pertunjukan Stand Up Comedy. Yang pertama Stand Up Comedy Provocative Proactive 2, tulisan saya mengenai ini bisa di baca di sini dan seminggu setelahnya ada Stand Up Comedy Tarung Tawa.


Begitu tau kalau ada Tarung Tawa, dan setelah melihat line up nya, saya memutuskan untuk nonton. Alasannya karena saya kangen nonton Ernest, Soleh, Adjis secara Live. Terakhir saya nonton Ernest dan Soleh Live kalau ga salah waktu di Stand Up Comedy KOPER, Februari 2012, bertempat di Taman Ismail Marzuki. Gilaa udah lama banget kan, udah setahun lebih. Setelahnya, saya hanya menonton dari tv. Kalau Adjis, terakhir saya nonton dia itu di......di...dimana ya? belum pernah ternyata, waktu Stand Up Blue Nite dia jadi MC, dan lucunya setara sama komika yang nampil. Tapi, kalau liat dia perform secara langsung ternyata  belum pernah, sejauh ini saya cuma lihat di tv. Maka ketika tahu ada nama mereka sebagai komika yang tampil di Tarung Tawa, saya bulatkan niat untuk menonton. Sementara itu untuk Ge, tahun kemarin saya beberapa kali nonton di FX, dalam rangkaian acara sebelum SUCI 3 (Stand Up Comedy season 3, yang diadain Kompas). Kalau David, saya tertarik dengan logat betawinya yang medok saat tampil di Metro TV, dan untuk Fico, saya penasaran melihat dia live, karena saat jadi finalis di Kompas TV, gak banyak dari materinya yang buat saya tertawa, makanya saya penasaran pengen nonton dia live, siapa tahu feel nya beda.

Seperti yang bisa di lihat di materi promosi Tarung Tawa di atas, ada logo Stand Up Kompas TV dan logo Stand Up Metro TV, dan memang benar kalau Tarung Tawa ini mempertemukan komika-komika yang sering tampil di Metro TV dan komika-komika lulusan Kompas TV. Buat yang mengikuti stand up show di kedua tv ini pasti tahu, kalau Metro punya acara Stand Up Show, dan Kompas punya acara pencarian bakat untuk stand up comedy, yaah macam idol-idol gitu deh. Saya sih gak pernah membandingkan keduanya, karena memang secara konsep juga udah beda. Yang satu show, yang satu lagi kompetisi. Tapi dari kedua acara itu memang tidak bisa dipungkiri lahir begitu banyak nama-nama baru di dunia stand up comedy. Sebut saja David, yang saya baru tahu kalau dia lucu, setelah nonton penampilan dia di Metro TV, atau Fico, yang kadang materinya bisa diterima akal sehat saya, kadang gak, tapi beberapa diantaranya lucu, kaya misal materinya dia yang paling saya ingat adalah : Kecap itu diciptakan untuk membedakan mana nasi goreng, dan mana nasi uduk. Mungkin sejauh ini, ini adalah bit favorite saya dari Fico.

Aura pertarungan terasa kental di Nusa Indah Teater, Balai Kartini Minggu malam, 26 May yang lalu, masing-masing komika yang tampil mewakili stasiun tv tempat biasa mereka tampil, jadi sebelum mereka masuk ke panggung, saat MC selesai memanggil nama komika, maka terdengarlah jingle dari acara standup baik yang di metro maupun yang di kompas membahana memenuhi isi ruangan. Setelah itu mulai lah masing-masing komika tampil sekitar 20 menit membawakan materi-materi terbaik mereka. Yang bikin saya ngakak adalah ketika para komika dari Metro TV menyatakan 'kekesalannya' ketika pernah ikutan audisi stand up di kompas, dapat golden tiket, dan gak dipanggil-panggil lagi, hahahahah, ini kocak, dari hati banget kayanya.

So far sih saya paling menikmati penampilan dari Soleh, yang berhasil membuat saya ngakak sampai sakit perut, rahang jadi kaku karena kebanyakan ketawa, materinya ngeheeeek semua. Tapi yang buat saya berpikir ulang adalah saat Ernest tampil di panggung, saya sempat bertanya dalam hati : anjriiit, selama ini kemana aja sampai ngelewatin show nya Ernest ? karena ternyata saya kangen liat Ernest tampil, dan materinya malam itu yang sukses bikin saya ketawa sekaligus mikir bener juga ya, adalah materi soal kenapa Ernest benci sama Bakrie, materi ini berhubungan dengan kasus lumpur Lapindo. Dari semua komika yang tampil malam itu, Ernest yang menyinggung secara gamblang soal politik. Untuk komika lain, seperti Adjis, saya suka materinya yang ringan dan berhasil memecah tawa, plus dia selalu mencari korban untuk di riffing. David, tetap dengan logat betawinya yang kental, materi soal ibu buat saya tertawa sampai sakit perut. Lalu Ge, yang khas dengan act outnya, bikin cewe-cewe abg di belakang saya jejeritan, sampai ada beberapa kata yang terlewat dari indra dengar saya, karena cewe-cewe abg itu sibuk jejeritan. Ge, pesona mu luar biasa. Dan, untuk Fico, maaf saya kurang bisa banyak tertawa di materi yang di bawakan Fico. Mungkin target pasar untuk materinya Fico bukan saya, jadi saya cuma sesekali tersenyum saja saat mendengar materi Fico.

Jadi, siapa pemenag dari Tarung Tawa?
Buat saya pemenangnya adalah ARIEF DIDU, yang jadi MC malam itu.
Serius ya mas Arief kocaaaaaak banget sebagai MC. Kalau ada kloningannya, mau deh saya bawa pulang satu, lumayan buat ngehibur di saat galau, hehe.
Dan ada surprisenya, yaitu kehadiran PANDJI yang akting jadi salah satu panitia, keluar bawa kotakan, gak tau deh isinya nasi atau kue, buat para komika, trus ngangkat-ngangkat kursi yang ada di panggung. Hahahahahah.

Inilah seluruh komika yang tampil malam itu 
foto by @santifang

Terimakasih telah membuat May saya penuh dengan tawa :)
VIVA LA KOMTUNG








1

30 May 2013

Kalau ada Part 2, harusnya ada yang Part 1. Tadinya memang ada, tapi entah gimana, postingan yang Part 1 hilaaaaang :((
Sebenarnya gak butuh waktu sampai sebulan gini untuk nulis soal keriaan di #TwivateConcert bulan April kemarin. Tapi karena alasan ini itu, yang sebenarnya intinya adalah malas, maka baru hari ini di tulisnya. Itu juga karena senin malam kemarin ngerasa feeling guilty gak bisa datang ke #TwivateConcert edisi Mei.

Jadi ingat #TwivateConcert season 1 (anggaplah seperti acara TV yang ada season-seasonnya ;p) tahun 2010 lalu, saya rajin datang, bahkan memang gak pernah absen. Tapi, rekor itu pecah sudah ketika #TwivateConcert bulan ini gak bisa datang, padahal pengen banget untuk datang. Saya bisa jamin, karena saya sudah mengalami di 2010, bahwa selalu ada yang spesial di setiap bulan pelaksanaan #TwivateConcert. Apalagi saya tahu di edisi kali ini komika favorite saya Adriano Qalbi turut serta di #TwivateConcert, saya juga tahu bahwa beberapa lagu favorite saya di album-album Pandji, dari album 1 - 4, di bawakan. Bahkan ketika saya melihat timeline dan melihat twit dari @wongsoyudan kalau BABY PLUM di bawakan di #TwivateConcert, asli saya nyeseeeek, saya suka banget lagu itu, bahkan video klipnya sering saya putar berulang kali di youtube, dan saya melewatkan ketika Pandji membawakan lagu itu secara live. Saya sendiri lupa kapan terakhir Pandji membawakan lagu itu secara Live.

Kalau kata teman saya Gina, melalui akun twitternya @giyna gak sanggup liat timeline, karena pada ngomongin #TwivateConcert. Pernyataan tersebut benar adanya. Saya juga ga sanggup membayangkan keriaan yang ada di sana. Pengen rasanya malam itu menjadi bagian dari kemeriahan #TwivateConcert, apalagi memang event ini harus nunggu tiga tahun untuk bisa dinikmati lagi. Saya ulangi sekali lagi TIGA TAHUN. Tapi #TwivateConcert bukan event tiga tahunan ya, kebetulan aja memang setelah berakhir di Desember 2010, #TwivateConcert baru diadain lagi setiap bulannya mulai April 2013.

Oke, saya mau ceritain gimana excitednya saya ketika edisi perdana #TwivateConcert season 2, April kemarin. Jujur, saking ga sabarnya sewaktu tahu pemesanan tiket sudah dibuka, saya langsung dengan semangat empat lima memesan dan langsung bayar saat itu juga di multiply.com, yang sayangnya sekarang sudah RIP. Ternyata, memesan tiket #TwivateConcert season 2, tidak sesusah season 1, yang harus pesan melalui akun @twivateconcert di jam 00:00, bisa dibayangkan gimana rasanya nahan ngantuk demi tiket #TwivateConcert. Emang segitu lakunya ya #TwivateConcert, sampai bela-belain nahan ngantuk? IYA BANGET!! jatah kursi cuma 100, yang minat lebih dari 100, bahkan ada yang pernah pesan sampai 20! Ahhhhhh, dulu masa-masa pemesanan tiket #TwivateConcert adalah masa-masa yang bikin stress, takut kehabisan. Tapi terbukti saya selalu berhasil. Dan, untungnya yang season 2 gak seribet saat itu, paling tidak itu yang saya rasakan ketika memesan bulan kemarin.

Seperti biasa saya pesan 2 tiket untuk saya dan my partner in crime, Anna (@rain_sa).
Itu juga sebenernya hampir kelewatan untuk memesan, untung Hendrik (@hkomandangi) mention saya di twitter, ngasih tahu kalau tiket #TwivateConcert sudah bisa di pesan, saya yang saat itu lagi ada acara kantor, langsung sesegera mungkin memesan. Setelah tiket berhasil di pesan dan di bayar, saya menghubungi teman lainnya, yang di jaman season satu juga sering terlihat hadir di #TwivateConcert, yaitu Lisa (@duwiry) dan Gina (@giyna). Janjianlah kami untuk ketemuan di acara. Ahhhhh jujur saking ga sabarnya, saya sampai kebawa mimpi :))) apalagi di tambah guest star di #TwivateConcert bulan April adalah Steny Agustaf, aku padamu uda, hahahaha.Kalau ada Pandji ada Steny pasti ada Trias, dan kalau sudah begitu pasti ada KAFE BANTAM. Yeaaaay......

Ada perasaan yang berbeda yang saya rasakan di #TwivateConcert 2013 ini, saya ngerasa datang ke #TwivateConcert kaya datang ke reuni, karena selain acara ini sudah pernah saya nikmati hampir setahun full di 2010, konsepnya yang masih kurang lebih sama : di buka dengan Mba Mila (@gamilaarief) istrinya Pandji, bandnya juga masih soulneta yang anggotanya sama, lalu setelah mba Mila tampil membawakan 3 lagu munculah Pandji yang bernyanyi, lalu mengundang Steny dan Trias, serta guest star lainnya seperti Iksan Akbar dan Ryan Valentinus. Selain konsepnya, yang bikin saya ngerasa kaya lagi reuni itu alasan lain adalah karena ketemu sama teman-teman lama yang juga penikmat karya-karyanya Pandji, yang tiga tahun lalu saya gak kenal sama sekali dengan mereka. Sebut aja Lisa, pertama ketemu dia ya di #TwivateConcert, waktu itu saya ingat, saya datang sendirian, terus saya duduk di sebelah dia, waktu itu dia datang dengan adiknya. Dari situ kami kenalan, saling follow di twitter sampai sekarang. Terus ketemu juga dengan Giyna, kalau dengan Giyna saya gak pernah ketemu langsung saat #TwivateConcert, tapi di kesempatan yang berbeda, walaupun di 2010 dia juga sering hadir, tapi entah kenapa gak pernah ketemu aja gitu. Lalu, ketemu dengan Hendrik, walau cuma saling melambaikan tangan saat di acara, karena dia duduk agak tengah, sedang saya duduknya depan beneuuur. Niat abis. Hahaha.

Menikmati musiknya Pandji, joke-joke ringan ala Pandji, lagu-lagu dengan lirik berdasarkan situasi yang di bawakan Pandji+Steny+Trias di Kafe Bantam, membuat saya benar-benar terpuaskan, kerinduan akan #TwivateConcert terbayar sudah di edisi April kemarin. Sama halnya dengan #TwivateConcert 2010, saya ikutan nyanyi lagu-lagu yang di bawakan Pandji, karena kebetulan saya hampir tahu semua lagunya, termasuk ketika Calvin Susi di bawakan, aaaaahhhhhhhh ini favorite saya. Liriknya itu lho yang bikin saya jatuh cinta, dan ini lirik yang paling saya ingat : SATU TAMBAH SATU BUKAN DUA DALAM CINTA, KAU DAN AKU DUA JADI SATU.

Tapi ada satu hal yang kurang menurut saya di April kemarin, penataan kursinya kaya lagi seminar atau kondangan ya? kurang intim aja gitu, gak kaya waktu di Sinou Kaffe Hausen yang bener-bener enak suasananya, nikmatin lagu-lagunya Pandji bisa sambil ngemil-ngemil. Tapi sih sepertinya yang Mei agak berubah deh, dari yang saya liat di foto, entahlah mudah-mudahan saja.Yang jelas saya gak mau ketinggalan lagi untuk yang edisi Juni. Jadi ada yang mau ikut ke #TwivateConcert bareng? Yuk, 26 Juni di Mango Tree Bistro Epicentrum Walk.

Note :
1. untuk foto-fotonya bisa liat di blognya teman saya, yang lagi-lagi saya kenal karena #TwivateConcert http://www.dinikopi.com/2013/05/twivateconcert-pecah-banget.html (@dinikopi)

2. Untuk yang pengen tahu gambaran kaya gimana sih #TwivateConcert itu, bisa lihat di bawah ini, season 1, 2010

0

21 May 2013


Untuk yang menyukai stand up comedy, kalimat untuk tidak sensi terhadap materi yang dibawakan para komika pasti sudah tidak lagi asing terdengar, tetapi belum afdol rasanya kalau belum nonton Stand  Up Comedy Provocative Proactive. Mari uji tingkat kesensian kamu disini.


Sebelum saya lanjut untuk menulis pengalaman saya selama nonton Stand Up Comedy Provocative Proaktive 2 yang selanjutnya akan saya singkat dengan #PPStandUp2, perlu diingat bahwa diperlukan keterbukaan pikiran untuk menyaksikan #PPStandUp, baik itu yang pertama, kedua bahkan jika nanti di buat yang season 3. Kedua, kalau kamu intel yang disuruh bos kamu untuk datang ke acara ini dengan tujuan memata-matai para komika, saya sarankan jangan duduk di depan, karena Pandji selaku host mungkin akan menggeledah tas kamu ;). Ketiga, besar kemungkinan para komika dan penyelenggara acara tidak akan bertanggung jawab, kalau setelah menonton #PPStandUp2, kamu tercerahkan dan kemudian membentuk ormas. Gak percaya? Lihat gambar di bawah ini (point no.4, sila di zoom in) :



Selalu ada 'pertama' untuk setiap hal, termasuk ketika saya memutuskan menonton Stand Up Comedy Provocative Proactive, setahun yang lalu. Saat itu bertempat di Erasmus Huis Kuningan. Buat saya mendengar kata Provocative Proactive bukanlah sesuatu yang asing, jauh sebelum acara ini bertransformasi menjadi sebuah acara tv - tapi umurnya ga panjang, padahal saya rajin nonton, karena bisa mantengin JFlow, hahahah salah fokus - dan akhirnya juga menjadi sebuah nama untuk acara Stand Up. Awalnya Provocative Proactive merupakan acara radio di Hard Rock FM yang dulunya di bawakan Pandji selama tiga jam, tapi sekarang di bawakan oleh Adriano Qalbi selama 1 Jam (berharap suatu saat, bisa nambah jam siarnya, paling gak dua jam lah, can I get Amin?). Okeh balik lagi ke #PPStandUp2. Berbekal pengalaman menonton yang pertama dan masih kebayang gimana tawa yang dihasilkan saat itu ketika materi yang di bawakan komika bukan materi biasa, dalam arti benar-benar di luar kebiasaan materi yang sering saya dengar. Materi yang blak-blakan, mengangkat realita yang memang terjadi mengenai sosial, politik, sex, hubungan, hingga Agama dan Tuhan. Hah? Masa agama dan Tuhan dijadiin bahan becandaan? Pertama, kaya kata Acho, agama urusan masing-masing, kedua, kalau kamu ngerasa yakin dengan agama mu yah ga perlu insecure. Mengutip mas Agus Mulyadi yang pernah berkata di sini Kalau Tuhan Aja Sensi, Bagaimana Kami Umatmu? *wink*

Maka, datanglah saya ke #PPStandUp2 yang tahun ini di gelar di Soehana Hall, Energy Building, SCBD. Line up yang tampil adalah Awwe, Kukuh, Akbar, Pange, Adriano Qalbi, Sammy, dengan Host Pandji (percayalah bahwa Pandji pun mengeluarkan bit-bit standup, yang kayanya belum pernah saya dengar sebelumnya, termasuk soal Dipo yang ikutan sholat Jumat). Beberapa materi dari para komika sudah pernah saya dengar sebelumnya, kecuali materinya Sammy, kayanya semuanya baru deh (tolong dibenerin kalau saya salah). Tapi, materi yang datang dari keresahan, jujur dan Apa Adanya gak pernah bosen untuk di dengar kembali. Contoh : materi Pange soal rainbow cake dan hubungannya dengan rasis, karena di rainbow cake gak ada warna hitam, serta hubungannya dengan Indonesia yang diibaratkan seperti rainbow cake, berbeda warna namun satu, tapi ada yang mau buat rainbow cake ini jadi kue pandan, warnanya hijau semua yaitu Habib Rizieq. Gila, materi ini sudah kesekian kali saya dengar, dan tetap ketawa, sambil dalam hati bilang iya bener. 
Secara keseluruhan para komika tampil memukau malam itu, dan berhasil mendapatkan tawa yang luar biasa, paling tidak buat saya, mereka mampu membuka pikiran saya dengan materi-materinya. Seperti materi Sammy soal invetigasi. Kenapa yang diinvestigasi di acara TV (ga usah sebut lha ya nama stasiun TVnya) itu yang kecil-kecil, seperti bakso tikus. Mana investigasi soal Hambalang, soal kasus Munir?. Investigasi soal bakso tikus, ya udah lah ya paling gak kita jadi tahu kalau daging tikus ternyata enak, dan si pedagang bakso tikus sebenarnya mereka itu bisa mengatasai krisi pangan, dan bisa dapat nobel. Hahahaha,,mungkin bahasa tulisan tidak akan selucu saat menonton sammy membawakan materi ini secara langsung.  Tapi percayalah, materi ini cerdas dan lucu
.
Dari semua komika yang tampil, berikut bit-bit favorite yang berhasil saya ingat :
1. Adriano soal hubungan. Laki cuma mau tau  what happen, sementara cewe how it will happen (kira-kira gitu deh). Contoh kasus soal kissing yg hampir terjadi. Cewe cerita ke cowonya kalau dia hampir di cium sama teman sekantor, buat cowok well it's okay, toh ga terjadi, tapi kasus serupa ga bisa berlaku sebaliknya. Cewek akan nyecer kenapa sampai itu bisa hampir kejadian ke si cowok
Lalu soal permainan kata dari cewe yang berarti sebaliknya : Oke never means oke, no never means no

2. Kukuh, materi soal Basa basi di ruang tamu, serta siaran langsung shalat ied

3. Awwe, materi soal Bekasi. Saking jauhnya bekasi, udh deket sama akherat. Serta soal konser Lady Gaga dan fpi yang borong 150 tiket konser.
4. Akbar, soal kasus Ahmad Fathonah dan arti fathonah dalam sifat wajib Rasul 
Untuk Sammy dan Pange sengaja tidak saya tulis lagi, karena sudah saya jabarkan sebelumnya.
Fyi, selama menonton sebenarnya ada satu ganjalan yang jadi tanda tanya di pikiran saya dari awal hingga akhir acara, yaitu : kenapa Rindra gak disebutin Pandji di awal acara, lalu kenapa setelah penampilan dari Sammy, Pandji ke panggung dan memanggil semua komika untuk ke panggung untuk menutup acara.
Kenapa saya mempertanyakan kemana Rindra? Karena di materi promosi ada Foto Rindra, trus Rindranya manaaaaa? Agak kurang aja gitu kalau gak ada Rindra, secara materi-materi dia ngehek semua.
Dan, pertanyaan saya terjawablah ketika semua komika sudah naik, Pandji mau menutup acara, kemudian terdengarlah suara Adzan, lalu naiklah ke atas panggung seorang komika yang terkenal sebagai urban legend, RINDRA!!! Saya tepuk tangan kencang saat itu, senang mengetahui Rindra ternyata tampil juga, walaupun tampilnya gak lama.

Begitulah keriaan #PPStandUp2 berlangsung. Saya puas. Semoga tahun depan akan ada lagi yang ketiga.

Ps : sebenarnya saya liat ketika ditengah-tengah acara berlangsung, Rindra masuk ke ruangan, dan duduk dua baris di depan saya.


0

06 March 2013

Jadi ceritanya, sepulang kantor, Jumat (1 Maret) kemarin, saya iseng pengen nyobain nail art. Sebenernya sih, nail art bukan hal baru, karena sebelumnya udah nyobain juga. Tapi yang ini nail art-nya tergolong masih baru, baru dua bulan! Namanya Lotta Lotti Nail. Eittsss, tapi untuk kualitasnya jangan di ragukan, designnya banyak, harganya terjangkau, dan pengerjaannya rapi. Beneran deh, patut di coba. Yang bikin tertarik juga karena namanya terdengar unik aja gitu, ear catching : Lotta Lotti. Saya juga baru tahu pas ngobrol-ngobrol sama salah satu foundernya Ranas, kalau Lotta Lotti itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya Cantik. Sesuai lha ya bok sama hasilnya yang bisa bikin kuku cantik.

Untuk masalah harga, dari mulai 125ribu sampai 200 ribu ++. Kalau harga sih tergantung deisgn ya, mulai dari design yang standar sampai yang ribet. Naaaahhhh, kemarin saya nyobain design ini nih :

Design : Golf by Kentya

Kentya in action


Sampai sekarang, setelah lima hari masih awet tuh, yah ada sih yang bopel dikit, tapi itu di karenakan saya nya yang iseng suka ngeletekin sendiri, hahahaha. Pokoknya sih asal gak ngelakuin hal-hal yang bikin kukunya jadi rusak, kaya nyikat-nyikat kamar mandi, nyuci baju, dan sodara-sodaranya, bisa lah awet seminggu. Kalau pun ada yang bopel dan pengen di benerin tinggal kontak aja Lotta Lottinya, nanti bakal di benerin lagi, untuk biaya pasti ada lagi, tapi tergantung di lihat tingkat kerusakannya. Tapi kalau udah di nail art cakep, di jaga lha ya jangan sampai bopel, kecuali kaya saya yang emang suka iseng ngeletekin *toyor kepala sendiri*

By the way ini dia yang ada di balik Lotta Lotti :

Ki-Ka : Kentya, Ranas, Olive



Menurut mereka sih, mereka ini bermula dari temenan dan emang sama-sama suka kutekan. Nah kalau untuk Nail Artnya, si Olive yang emang suka nyoba-nyoba design untuk nail art, teruuus nular deh ke Kentya dan Ranas, sampai akhirnya mereka mutusin buat di seriusin. Jadi deh usaha Lotta Lotti. Seruu ya bok, dari hubungan pertemanan jadi bisnis bareng yang emang sesuai sama passion. *Ngebayangin kapan punya usaha sendiri sesuai passion*

Salah satu hal yang bikin Lotta Lotti ini beda di banding Nail Art lainnya adalah bisa di panggil bok ke rumah, ke tempat arisan, bahkan ke tempat kerja, Jakarta ataupun luar kota. Tapi dengan syarat minimal tiga orang, dan ongkos di tanggung customer. Lumayan kan ya, istirahat jam kantor nail art-an. Hehehe. Dan yang oke nya lagi bisa beberapa design untuk masing-masing jari :D

Tapi jangan khawatir juga, kalau cuma sendiri gak ada temen yang berencana mau nail art, kaya saya kemarin, dateng aja ke Jl. Wijaya IX No. 6A, atau sms / whatsapp ke nomor 0821-271-77717, line id lottalotti, Follow juga IG nya juga di lottalottinail, dan @lottalottinail, dan selamat mencoba kutak katik kuku cantik :D

Ini design-design nya :
















1

13 January 2013

Foto by google

Mengikuti perjalanan Stand Up Comedy Indonesia, dari 2011 lalu, membuat saya sedikit banyak tahu mengenai komika Indonesia (istilah untuk pelaku stand up comedy). Saya masih ingat ketika pertama kali hadir di #standupnite1, 2011 lalu yang bertempat di Comedy Cafe - Kemang. Saat itu saya mulai mencatat nama-nama seperti Ryan Adriandi (yang akhirnya menjadi Juara 1 di Stand Up Comedy Kompas TV Season 1), Ernest Prakasa, Asep Suaji, dan tentunya Pandji Pragiwaksono serta Raditya Dika. Untuk Pandji saya sudah melihat penampilannya dalam stand up comedy sebelum #standupnite1 ini, yaitu di #TwivateConcert 2010. Sementara untuk Raditya Dika, saya belum pernah melihatya stand up, tapi saya cukup suka dan terhibur dengan buku-bukunya. Maka di 2011 itu saya menasbihkan diri sebaga penikmat Stand Up Comedy Indonesia, sebagai alternatif hiburan.

Beruntung, saya tinggal di Jakarta, dimana event-event stand up sering di gelar. Di event berikutnya yang di gelar di Citos, saya mencatat nama-nama baru lagi yang buat saya tertawa sampai hampir menangis, diantaranya adalah Muhadkly Acho, Soleh Solihun, Arief Didu, dan Lukman Baehaki. Tanpa bermaksud mengecilkan penampilan komika lainnya, tetapi menurut saya penampilan mereka saat itu yang paling memorable.

Foto by standupindo.wordpress.com
Berikutnya, komika yang juga berhasil mencuri perhatian saya adalah Adjis Doa Ibu, walaupun saat saya melihatnya, dia tidak sedang tampil sebagai Stand Up Comedian, melainkan sebagai MC saat Stand Up bertema Blue Nite di gelar di Marley SCBD. Asli penampilannya saat itu sebagai MC mampu membuat saya tidak kuat menahan tawa. Di sini juga saya mencatat nama baru yaitu Boris Bokir, komika Batak asal Bandung, yang materi-materinya sangat kental akan ke-batakannya, ibarat Ernest yang selalu mengangkat soal ke cinaanya.
Dan malam itu, penampilan Boris yang paling memorable buat saya.

Berikutnya saya kembali menikmati Stand Up Nite Batak Edition di Sarinah. Seperti sebelumnya, saya kembali mencatat nama-nama baru yang buat saya berniat untuk kembali menonton jika mereka perform. Komika tersebut adalah Reggy Hasibuan, yang membawakan materi dengan Bahasa Inggris - walau sempat menggunakan Bahasa Indonesia, tapi saya lebih menikmati materi nya yang berbahasa Inggirs. Selain Reggy, saya juga cukup menikmati penampilan Pangeran Siahaan, walaupun delivery materinya saat itu (menurut saya) kurang oke, tapi saya melihat Pangeran Siahaan adalah orang yang cerdas dalam materi-materinya, tinggal di asah lagi, pasti suatu saat dia bisa mendapat tawa yang pecah.

Setelah Stand Up Nite Batak Edition, show stand up yang berkesan juga buat saya adalah waktu menonton Stand Up Nite di Provocative Proactive yang di gelar di Erasmus Huis, Kuningan. Di sini saya melihat materi-materi yang di bawakan komika sangat cerdas, vulgar, sensitif, bahkan ada yang menurut saya materinya sinting (in a good way). Di sini juga saya tertawa dan mikir dalam waktu yang bersamaan. Nonton Stand Up di Provocartive Proactive ini di butuhkan keterbukaan pikiran, serta hati yang lapang (jangan sensi, karea kalau sensi gak akan bisa mencerna materi dari si komika). Sebut saja Sammy, materi nya yang membawa soal agama, kalau tidak di cerna dengan baik mungkin bisa menimbulkan kesalah pahaman, belum lagi materi dari Rindra yang malam itu nge-kill, materinya vulgar dan sinting, Pangeran Siahaan, yang membawakan materi mulai dari bola, politik, hingga materi soal kasus Munir, dimana dia tampil dengan segelas orange juice di tangan. Saya ingat betul saat Pangeran Siahaan membawakan materi Munir, ia sempat berucap : "Mereka bisa meracuni segelas orange juice, tapi tidak gelas sebangsa", dan quote ini melekat dalam ingatan saya sampai hari ini. Disini Pembawaan Pangeran yang lebih tenang, serta delivery materi yang lebih bagus dari penampilannya yang saya lihat sebelumnya di Stand Up Nite Batak Edition, membuat saya lebih menikmati penampilannya, dan berniat hadir kembali jika ia tampil.  Selain Sammy, Rindra, dan Pangeran Siahaan, disini saya kembali mencatat nama baru, yang sebelumya saya belum pernah liat penampilanya, yaitu Adriano Qalbi. Materi yang di bawakan mulai dari hubungan percintaan, sex, sampai soal pernikahan yang disangkutin dengan pemerintah yang berhasil membuka pola pikir. Maka ketika berikutnya trio Pangeran Siahaan - Adriano Qalbi - Kukuhya (yang juga tampil di Stand Up Provocative Proactive) membuat show berjudul  #WeAreNotAlright saya tidak ragu-ragu membeli tiket pertunjukan mereka di Thryst Kemang.

Maka, dari sejumlah pertunjukan Stand Up Comedy yang pernah saya hadiri, saya kini memiliki beberapa nama komika favorite yang saya ingin kembali hadir ketika mereka membuat pertunjukan, baik show tunggal, maupun show rame-rame. Mereka adalah :
1. Pandji Pragiwaksono
2. Trio #WeAreNotAlright  Adriano, Pangeran, Kukuh
3. Muhadkly
4. Sammy
5. Boris Bokir
6. Soleh Solihun
7. Rindra
8. Adjis Doa Ibu
9. Arief Didu
10. Reggy

Itulah nama-nama yang menurut saya pribadi punya ciri khas dalam segi penampilan serta materi yang di bawakan. Jika 2011 lalu di tanya mau nonton apa, maka jawaban saya mau nonton Stand UpComedy, tapi sekarang, lebih kepada di Stand Up Comedy mau nonton siapa? karena banyaknya komika Indonesia yang hadir dengan materi-materi segar. Sehingga ibarat musik, semua punya pasarnya masing-masing.

VIVA LA KOMTUNG!!
9

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net