15 November 2013


Seperti judul postingan saya di atas, begitulah kira-kira pendapat saya ketika selesai menonton film arahan sutradara Sean Monteiro, kemarin. Kebetulan kemarin adalah penayangan perdana dari film yang dibintangi oleh Pandji Pragiwaksono, David Saragih, Ence Bagus, Emil Salim, Tara Basro, Ray Sahetapy, Aida Nurmala dan Tarzan ini. Ibarat masakan, film ini racikannya pas. Lucunya pas, gak di buat-buat, akting para pemainnya pas, alur ceritanya pun mengalir enak, gak ada bagian yang 'kosong' atau kurang penting. Dialognya juga enak di denger, gak kaku. Untuk sebuah film komedi, film ini berhasil menghibur dari awal sampai akhir. Ide ceritanya sih sebenarnya menurut saya sederhana. Kakak dan Adik yang tadinya kaya, jadi miskin dan berusaha bangkit lagi, sementara di lain sisi ada seorang pemulung yang mendadak jadi kaya. Nah perjuangan si kakak beradik untuk bangkitnya itu yang menemui beberapa rintangan. Saya gak akan menceritakan film ini seperti apa, karena film ini baru aja di puter, yang ada malah spoiler kalau saya cerita sekarang. Toh di web nya 21 cineplex, bisa dilihat sinopsis dari film ini. Biar kalian yang baca ini mau datang ke bioskop dan nonton sendiri :D

Untuk sebuah debut perdana dari Sean Monteiro, menurut saya film ini kelemahannya hanya di konflik yang dibangun agak kurang greget aja. Dan untuk Pandji sendiri, yang di daulat menjadi bintang utama di film ini, dimana diceritakan kalau karakter Pandji adalah sebagai orang yang arogan, cukup dapat lha, walau di beberapa adegan, saya melihat Pandji ya sebagai Pandji bukan sebagai Aris, sebagaimana peran yang harusnya ia mainkan. Akting Pandji yang paling dapet adalah saat ia harus berakting menangis saat diceritakan ayahnya (yang diperankan Ray Sahetapi) meninggal, di sini saya nyaris menitikkan air mata. Sementara itu akting Ence yang menurut saya paling juara di film ini, karena mampu membuat saya menertawakan kekonyolan dan keluguannya. Sementara itu David Saragih yang berperan sebagai Rachmat, di beberapa adegan juga tampil lucu. Sekilas saya seperti melihat karakter Gusur yang di Lupus pada diri David Saragih :)

Oh ya dalam film ini Ernest Prakasa juga ikut ambil bagian. Dan menurut saya akting nyinyir nya Ernest itu dapet banget, kaya dari hati banget gitu, heheheh. Ada juga Arief Didu, walau cuma kebagian satu scene, tapi cukup buat ketawa di scene yang dia mainkan.

Ngomongin film, gak enak kalau gak sekalian ngomongin soundtracknya.
Buat saya, soundtrack film ini keren-keren. Terutama yang Make Money Anthem, dan saya baru tahu tadi pagi kalau ternyata yang ngisi soundtracknya  Make Money Anthem itu sutradaranya sendiri, Sean Monteiro [jadi ngefans nih sama Sean Monteiro :)))], yang sekilas suara nya mirip Pandji kalau lagi nge-rap. Asli keren banget Make Money Anthem. Ga percaya? Makanya gih ke bioskop, tonton. Mumpung masih ada. Karena kemarin dua kali saya nonton film ini, penontonnya cuma sedikit. Entah mungkin karena ini film Indonesia, atau karena ini film Indonesia bergenre komedi dan gak ada adegan esek-eseknya, entah lah.

Gong nya dari film ini buat saya ada di adegan menjelang akhir film, saat Aris (Pandji) dan Rachmat (David Saragih) joged-joged. Ga nyangka banget soalnya. Kenapa mereka joged-joged? cari tahu sendiri ya. Yang jelas ini bagian terfavorit saya!

Karena saya nonton film ini tanpa ekspektasi apapun di awal, maka saya cukup puas nonton Make Money dua kali di hari yang sama :)

Selamat menonton.
Sekali lagi film ini racikannya pas, sehingga enak di tonton




0

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net