23 February 2015

Saya sering dapet pertanyaan model begini "kenapa sih lo suka banget stand up comedy?" atau "Emang dimana lucunya sih stand up comedy? Gue nonton di tv ga ada lucu-lucunya. Garing"
Ditanya seperti itu kadang saya bingung mau jelasinnya seperti apa. Karena kalau mau dijelasin panjaaaang, bisa kaya kuliah 3 sks :p dan belum tentu yang nanya mau denger penjelasan saya yang panjang lebar :D

Jadi kadang saya cuma jawab, ya masalah selera sih. Atau kadang jawaban ngasal saya adalah : ya menurut gue lucu kok. Apalagi kalau nonton live nya.
Tapi buat yang nanya, mungkin yang ada di pikiran mereka adalah : yaaah gimana mau nonton live, kalau nonton yang di tv aja garing.

Naaah, makanya saya kepikiran buat nulis kenapa sih saya suka banget nonton stand up comedy. Ini memang bukan tulisan pertama saya soal standup comedy, sebelumnya saya juga pernah menulis soal stand up comedy. Kalau ada waktu, monggo lho di baca. 

Jadiiiii,alasan kenapa saya suka banget standup comedy mungkin adalah pertama karena jenis komedi ini  BEDA, gak hanya bikin orang ketawa, tapi juga mencerna materi yang dibawakan oleh si komika (buat yang belum tahu, komika itu sebutan untuk pelaku standup). Intinya bisa ketawa dan mikir di saat yang bersamaan. Yaelah ribet amat mau ketawa aja pake harus dibarengin mikir segala.  Nah, disitulah bedanya jenis komedi ini dengan komedi yang lainnya. Ada pesan atau idealisme yang ingin di sampaikan oleh si komika. Walaaaaau, sekali lagi tergantung komika nya. Ada juga kok materi-materi yang lebih nge pop, yang ngomongin soal hubungan misalnya, atau soal kejombloan. Seperti yang pernah saya singgung di tulisan sebelumnya. Karena begitu banyaknya komika di Indonesia sekarang, maka pilihan ada di tangan kita. Kita diberi kebebasan untuk memilih komika mana yang mau di tonton. Tergantung selera. Para komika sekarang juga menurut saya mulai menentukan target marketnya sendiri. 

Saya kasih contoh untuk materi yang bisa memecah tawa dan mikir sekaligus. Materi dari Arie Kriting, juara 3 stand up comedy season 3 Kompas TV kemarin. Arie ini berasal dari wakatobi, walau saat ini dia sedang kuliah di Malang. Saya lupa tema apa yang harus di bawakan komika saat itu, tapi yang saya ingat dalam materinya Arie kurang lebih seperti ini (dengan logat Indonesia timur) : "pernah pas saya pulang kampung waktu itu, teman saya ngajak pergi, Arie ayo kita piknik. Saya tanya ke teman mau piknik kemana kita. Teman jawab, ke jalan baru. Saya jawab oke. Saya membayangkan ke jalan baru ini seperti apa ya. Beberapa menit kemudian sampailah kita ke jalan baru. Dan ternyata jalan baru itu adalah ya jalan baru. Jalanan yang baru. Jalan yang tadinya tanah kemudian dikasih aspal. Dan semua orang berwisata disitu, bapak2, ibu2 semuanya ada disituuu. Saya bilang ini mungkin karena kita jarang2 liat pembangunan disini kali ya,"

Perhatikan kalimat terakhir : INI MUNGKIN KARENA KITA JARANG-JARANG LIAT PEMBANGUNAN DISINI KALI YA. Kalimat ini adalah puncline nya, yang nonjoknya. Di awal kita di ajak Arie untuk ikut mikir kira2 piknik ke jalan baru itu seperti apa, tetapi logika kita seakan ikut di balik sama Arie, ketika ternyata yang dimaksud dengan jalan baru ya benar2 jalanan yang baru. Tadinya tanah sekarang sudah di aspal. Ada kalimat sindiran disitu, karena pemerintah pusat selama ini terfokus hanya membangun di daerah jawa, sementara daerah timur jarang. Sehingga ketika ada sesuatu yang baru contohnya jalanan baru, secara sadar ataupun tidak sadar menjadi objek wisata bagi penduduk setempat. Kegelisahan inilah yang diangkat Arie dalam materinya, dan berhasil menuai tawa yang pecah. Mungkin kalau saat itu saya ada disana menonton langsung, saya akan memberikan standing applause buat Arie.

Contoh materi itu yang saya maksud dengan ketawa dan mikir sekaligus. Bahwa ada kegelisahan-kegelisahan yang coba dituangkan dalam materi standup comedy oleh para komika-komika ini, yang secara tidak langsung akhirnya membuat saya ikut berpikir, iya bener juga ya.
Ada banyak sebenarnya contoh lain, tetapi terlalu panjang kalau saya tulis disini.

Alasan kedua adalah karena materi yang dibawakan sering memiliki kedekatan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat saya berkomentar : iya bener, bener. Sehingga tawa yang dihasilkan lebih nyata, karena ya itu tadi ada kedekatan dengan yang sering terjadi dikehidupan kita sehari2, yang sering kita jumpai, atau mungkin kita sendiri pernah mengalami. Jadi, materi yang disampaikan oleh si komika seolah-olah mewakili diri kita.

Terus alasan lainnya adalah, udah bosen aja dengan lawakan yang ada di tv. Ketika bosan, dan butuh alternatif, maka standup comedy adalah alternatif yang saya pilih, dan kebetulan jadi keterusan bahkan saya seperti addict dengan stand up comedy. Kalau udah sebulan atau dua bulan aja ga nonton live standup, kaya ada yang kurang gitu, saya jadi suka nyari tahu info soal show stand up. and thank god, bulan ini ada dua event show stand up, yang terdekat adalah tanggal 18 Mei besok, stand up ProvocativeProactive, disini biasanya ngomongin mulai dari masalah politik, agama, sosial, sampai sex, di bahas secara terbuka cenderung vulgar. Disarankan untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Lalu tanggal 26 Mei ada tarung tawa, materinya lebih nge pop dan lebih ringan.

Buat yang belum pernah nonton secara langsung, coba deh sekali-sekali nonton live, dan rasakan bedanya. Tawa yang dihasilkan lebih luar biasa dibanding dengan yang di tv. Kalau selama ini merasa yang di tv garing, mungkin salah satu penyebabnya adalah kita memiliki referensi yang berbeda dengan si komika. Atau karena keterbatasan durasi yang membuat materi komika ada yang di cut, sehingga yang ditayangkan menjadi tidak utuh, atau bisa juga mungkin karena materi si komika bukan ditargetkan untuk kita. Contoh misal anak sma yang mungkin akan lebih senang nonton raditya dika yang tampil di banding sammy misalnya. Karena radit materinya lebih masuk ke anak-anak sma atau kuliah, ketimbang sammy atau adriano yang lebih sering ngomongin politik, sosial, rumah tangga, atau Pandji yang sering ngomongin keluarga, nasionalisme dalam materinya. Tapi bukan berarti sammy, adriano ataupun Pandji ga lucu, mereka lucu pada pasarnya, begitu juga Radit. Ini soal selera. Sekali lagi seperti yang pernah saya tulis disni. Bukan lagi nonton apa, tapi nonton siapa.

Alasan yang terakhir kenapa saya suka stand up comedy adalah sebagai penyeimbang aja. Saya udah pusing di kejar target billing sama kantor, belum lagi target lainnya, seperti target nikah #eh #jangan #tarmalahcurhat : p, nah stand up comedy itu penyeimbang di kala saya stress dan butuh ketawa lepas. Beban saya kaya ilang aja gitu abis nonton orang bicara tentang kegelisahannya dia, tapi bisa buat orang lain ketawa. Menurut saya itu luar biasa. Jadi thank you banget buat komika-komika Indonesia yang sudah membagi kelucuannya. Saya puasa tertawa karena kalian. VIVA LA KOMTUNG!!!





4

16 February 2015


Sabtu kemarin untuk ke tiga kalinya saya main ke Pasar Santa. Pasar tradisional yang kini nama nya menjadi pasar modern Santa. Setelah sebelumnya sempat main ke sana di malam hari, kali ini saya ingin mencoba sore hari. Tanpa rencana sebelumnya, saya bersama dua orang teman akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke Pasar Santa. Buat yang belum tahu, Pasar Santa terletak di Jalan Cisanggiri II


Tampak luar sih gak akan ada bedanya dengan pasar tradisional lain. Awal saya datang, saya juga sempat bingung dimana letak tempat jajanan yang lagi hits banget itu. Ternyata setelah bertanya ke tukang parkir, letaknya ada di lantai 1 (lantai dasar dan basement masih menjual sembako, toko kelontong, toko emas). Tampak jelas perbedaan ketika sudah menaiki tangga menuju lantai 1, kios-kios di sana di cat ulang dan di dekor dengan sangat kreatif. Mau jajanan apa? tradisional? Ada, western? ada, ala-ala Jepang? juga ada. Bahkan ada yang jual Jamu! Ahhhh,,,senangnya, kini ada tempat pilihan selain mall untuk hangout sama teman-teman.

Tapi, karena masih tergolong baru, jadi masih ada beberapa kios yang kosong, dan sebenernya yang bikin bingung adalah ketidak seragaman jam buka ataupun jam tutup masing-masing kios.Waktu awal datang, malam sekitar jam 9 malam, sudah banyak kios yang tutup. Lalu kemarin saat siang sekitar jam 2, juga masih banyak kios yang tutup, saya jadi berpikir ini memang kiosnya belum terisi, atau gimana ya? 

Saya sempat memperhatikan ada kios yang jam 2an itu baru buka, sementara kios tempat saya makan, pas hampir jam tiga sudah mau tutup. Hmmmm, jadi bingung kan. Karena ketidakseragaman ini, pengunjung seperti saya jadi tidak bisa membedakan untuk kios yang tutup itu apakah belum buka, sudah tutup atau memang belum terisi.

Kemarin di pasar santa sempat nyobain nasi Bali di Warung Nasi Bali Bu Made Swendri

Ini kiosnya. Lucu kan?
Nasi Bali 25K IDR

Lalu setelahnya, nyobain es potong yang kaya di Orchard Road. Untuk Rasa? Enak kok
Es Potong Green Tea. 15K IDR
Setelah makan nasi bali dan nyobain es potong, apakah sudah kenyang? Jawabannya belum. Jajanan ketiga yang saya cobain adalah Kue Cubit. Lupa nama kios nya apa. Awalnya mau nyari yang Kantin SD, tapi karena gak nemu - entah karena siwer atau emang belum buka, jadi yang ada aja di cobain. Lumayanlah

10K IDR
Kekurangan dari Pasar Santa adalah : kalau siang di weekend seperti kemarin MACET banget. Duh, yang bawa kendaraan kudu sabar ya. Teman kantor saya malah puter balik, gak jadi turun, karena macet dan gak dapat tempat parkir. 

Lalu kondisi pasarnya juga masih kurang bersih. Seandainya lebih bersih, pasti akan lebih nyaman. Tapi so far udah mending lah ada alternatif pilihan tempat nongkrong selain mall lagi mall lagi. Jadi, main ke Pasar Modern Santa, Yuk!



3

Sebelum saya mulai menulis mengenai persiapan winter stuffs, satu hal yang saya sadari selama menyiapkannya adalah : Liburan saat winter itu MAHAL sodara-sodara hahahahha

Oke, berhubung saya perginya pas winter, jadi segala keperluan selama musim dingin saya persiapkan sekitar tiga minggu sebelum berangkat. Apa aja sih? Nih ya saya list di bawah ini :
1. Winter Jacket – saya belinya di Pasar pagi mangga dua. Disini ada beberapa toko yang menjual persiapan winter, ada Toko Djohan dan Toko Farina, dua-duanya ada di lantai 2. Kebetulan saya belinya di Toko Farina. Harganya bervariasi, mulai dari 600ribu sampai di atas satu juta


2, Long John / Dalaman hangat, sepasang atasan dan bawahan – harganya dari 90ribu sampai 200ribuan. Kebetulan saya dapat yang harganya 90ribu, dan cukup hangat kok selama di Korea

3. Ear Muff

4. Sarung Tangan


5. Kaos Kaki tebal
6. Syal
7.  Sepatu (saya bawa dua : Kets dan Booth pendek)
8.Obat-obatan Pribadi. Saya sih bawanya tolak angin (karena takut masuk angin), Balsem dan salep buat pegel-pegel (karena akan banyak jalan), obat maag (jaga-jaga maag saya kambuh), Minyak kayu putih, Koyo cabe, Antibiotik dan obat sakit gigi




Untuk point 3 – 6 saya belinya di metro pondok indah, kebetulan lagi ada diskon, jadi lumayan banget harganya, plus kualitasnya cukup bagus.

Itinerary
Jujur dalam pembuatan itinerary ini saya banyak di bantu oleh mba indri
Jadi saya menyempatkan waktu untuk ketemu dan membahas kira-kira saya mau kemana aja nantinya selama di Korea. Selain di bantu untuk menyiapkan itinerary, saya juga di pinjemin buku keramat yang ampuh banget membantu perjalanan saya selama di Korea.
 Ini penampakan bukunya

Saya pribadi sangat merekomendasikan buku ini untuk di bawa selama ke Korea, Jalur subwaynya pun lengkap. Alhamdulillah perjalanan saya dari satu tempat ke tempat lain jadi mudah dan lancar dengan bantuan buku ini.



Ini salah satu peta subway yang ada di buku


Dan ini adalah sekilas dari itinerary saya, tentunya ini semua sangat fleksibel, disesuaikan dengan kondisi selama di sana.



Setelah winter stuffs lengkap dan itinerary sudah selesai di buat, maka jangan lupa nukerin duitnya ke Won ya, kan ga lucu kalau sampai lupa. Waktu itu 1 won sekitar 11,56 Rupiah. Bawa berapa nya sih di sesuaikan saja dengan berapa hari di sana dan kira-kira mau kemana saja selama di sana. Yang jelas untuk makan di Korea, per sekali makan budgetnya mulai dari 5000 KRW, bahkan bisa lebih juga dari 10.000 KRW, tapi saya menyiasatinya jika lebih dari 10.000 KRW makannya sharing dengan teman, karena di sana porsinya gede-gede.

Beberapa teman menanyakan berapa total budget yang saya habiskan selama di Korea. Jadi, untuk masalah budget sih sebenarnya lagi-lagi tergantung dari masing-masing orang, intinya adalah :

1. Budget Untuk Makan
Seperti yang saya sebutkan di atas untuk makan, kisarannya sekali makan 5.000 – 10.000 KRW bahkan bisa lebih. Sehari bisa dua kali makan besar, satu kali sarapan. Untuk sarapan, penginapan saya menyediakan sarapan roti setiap harinya. Tetapi saya dari Jakarta bawa abon, bon cabe, coco crunch 2, dan super bubur 2. Jadi saya gak akan kebosanan makan roti setiap hari. Tadinya malah mau bawa sarden siap makan King’s Fisher seperti waktu ke Singapura, tapi dari pada ribet kebanyakan yang di bawa, plus males kalau tiba-tiba pas di bandara harus buka-buka koper karena pihak bandara curiga saya bawa yang aneh- aneh karena sarden itu packaginya kaleng, so saya batalkan niat untuk bawa sarden.

2.  Kalau mau hemat, bisa beli nasi kepal yang berbentuk segitiga di Seven Eleven. Rasanya macem-macem ada tuna, chicken dan satu lagi saya lupa yang ada gambar sapinya dan ada mayonnaise nya (yang terakhir ini fav.saya). Harganya 800KRW. Saya biasanya beli dua, dan ini cukup mengenyangkan. 


Prinsipnya adalah 3 M : Murah meriah mengenyangkan
Selain makan besar dan sarapan, berhubung saya orangnya demen nyemil (baca : cepet laper, apalgi di cuaca dingin, heheh), maka jangan lupa siapin juga budget untuk cemal-cemil, karena banyak banget jajanan pinggir jalan yang endues. Sebut saja odeng, kisaran harganya dari 500 KRW – 1500 KRW. Selama di Korea Cuma sekali saya nemu odeng harganya 500 KRW, yaitu pas di depan stasiun Unseo. Odeng ini pas banget di makan saat cuaca dingin, karena hangat plus di kadang di sajikan dengan sup hangat di gelas kertas gitu. Massitaaaaaaa….

Selain odeng jajanan pinggir jalan favorit saya adalah tteopokki, harganya kisaran 2500 KRW, lalu di dongdaemun dekat dengan Doota, ada yang jual Potatoes Hotdog yang bikin kenyangnya awet, jangan lupa juga cobain sate gurita ya, kenyal-kenyal enak, hahahahha. Jangan takut beli makanan di pinggir jalan, karena beda dengan di sini, yang terpapar polusi, di sana walau di jual di pinggir jalan, tapi kios mereka bersih banget dan ada penutupnya (ahhhh, sayangnya saya lupa foto), di tambah lagi udara di Korea yang juga bersih.







3.  Budget untuk Transport
-      Saya travellingnya semi backpacker karena kesananya bawa koper, tapi untuk urusan transport selama di sana saya 95% mengandalkan Subway - beli T money di mini mart macam Seven Eleven atau GS 25, harga nya sekitar 3000 KRW yang bisa di top up - sisanya sekali naik bus, waktu mau ke Namsan, dan taksi waktu mau ke Nami, itupun setelah naik kereta dan berenti di Gapyeong station baru lanjut taksi ke Nami, dengan ongkos sekitar 3300 KRW, di bagi tiga orang (cerita lengkapnya menyusul). Selain itu dari Nami saat mau ke Petite Franche saya juga naik taksi share cost dengan turis asal Philipine, ongkosnya sekitar 17.400 KRW (cerita lengkapnya juga menyusul).  Budget Trasnport selama di Korea saya anggarkan sekitar 700.000 IDR atau kurang lebih 58.000 KRW (saya membulatkan 1 KRW = 12IDR). Tetapi ternyata budget yang saya keluarkan lebih sedikit dari yang saya anggarkan.  
-      Untuk T money kebetulan travel mate saya dapat pinjeman dari temannya, sehingga kami tidak perlu lagi beli selama di Korea. Begitu sampai di Incehon, saya top up 20.000 KRW, lalu beberapa hari kemudian top up lagi sekitar 5000 KRW, dan dua kali top up sebesar 3000 KRW. Jadi total top up T money saya untuk transport selama 6 hari di Korea adalah 31.000 KRW. Sehingga kalau di total ongkos untuk transport saya ketika di korea : T Money ditambah total waktu naik taksi 5.450 KRW, sehingga jumlah nya adalah 36,450 KRW. Bahkan T money saya masih ada sisanya sekitar 5000 KRW. Lumayan irit, heheheh


T money

4. Budget Untuk Belanja Kosmetik
Korea gudangnya kosmetik. Semua kosmetik produk Korea bisa di temukan di sepanjang jalan di Myeongdong. Tapi bahkan saat sebelum ke Myeongdong, waktu masih jalan-jalan di Dongdaemun saya dan travel mate saya sudah kalap belanja kosmetik. Sebut saja Etude, Face Shop, Nature Republic, Beyond, It’s Skin, Tony Moly, The Saem (brand ambasadornya GD yang di make up jadi kaya cewe banget L) dan masih banyak lagi. Oh ya yang jadi pertanyaan saya, kenapa ya di sana yang di jadiin model untuk kosmetik-kosmetik ini rata-rata LAKI?? Mulai dari GD sampai EXO. Why??? Padahal sasaran pasaranya pereu kan ya? Oke lupakan saja lah ya, yang penting kosmetik di sini harganya murceeeeeee. Kebayang kan di Indonesia harganya bisa berkali-kali lipat. Makanya jangan lupa siapin budget lebih untuk beli kosmetik, selain bisa buat pribadi, bisa buat oleh-oleh juga, seperti masker wajah yang bisa beli 10 gratis 10 yang di jual dengan harga kisaran dari 6000 KRW sampai 10.000 KRW, tergantung merk dan tergantung factor luck 

5. Budget untuk Shopping tas, baju atau sepatu
Awalnya saat menyiapkan budget ke Korea, gak terlintas di benak saya kalau akhirnya saya akan belanja tas, coat dan sepatu. Hahahahha. Tapi ternayata saya gak kuat sama godaan di sana. Gimana gak, setiap menuju subway, selalu saja ada yang menarik perhatian, banyak banget di jalur subway kios-kios yang menjual baju, sepatu, syal dengan harga murceeee. 





 Bahkan coat yang saya beli hanya 10.000 KRW. Untuk tas, saya ada toko favorite, karena selain harganya semuanyaaaaa tanpa terkecuali di jual dengan harga 10.000 KRW, yang jaga tokonya oppa ganteng. Aaaahhhh saranghae oppa hahahahhaha. Alamatnya di Insadong, line 3 exit 2, jalan lurus ajaaaaa, (seinget saya ngelewatin Ssamziegil dulu deh) sampe nemu toko dengan tulisan berikut :


toko ini oppa nya ganteng

ngelewatin ini dulu

6. Budget untuk masuk ke tempat-tempat rekreasi atau Pallace 
Kira-kira kisarannya dari 3000 KRW – 8000 KRW, (tidak termasuk tiket ke everland atau Trick Eye Museum ya). Ini budget seperti ke Nami Island, Petite French, dan beberapa Pallace. Sila di sesuaikan dengan itinerary masing-masing

7. Budget nongkrong di Café ( masukan saja ke Budget tak terduga)
Kebetulan saat di sana ada beberapa kali karena faktor ketidaksengajaan sehingga harus masuk dan beli minuman di Café. Harganya cukup menguras kantong, karena teh seperti English breakfast di sana di patok di harga 6000 KRW, untuk kopi juga di patok di kisaran harga segitu *nangis di pundak ahjussi ganteng*. Anggaplah sekitar 3 kali ya masuk café, artinya 6000KRW di kali 3 = 18.000 KRW, sila di convert ke IDR

8. Budget tak terduga lainnya
-      Ini WAJIB hukumnya di siapkan. Karena kejadian yang saya alami saya harus merogoh kocek sekitar 136.000 KRW untuk beli bagasi (bagi dua dengan travel mate saya). Ini cukup bodoh sih, saat beli tiket penerbangan saya gak beli sekalian dengan bagasi, karena berpikir gak akan belanja apapun selama disana. Kalaupun belanja juga masih muat lah masuk koper atau bawa tentengan kecil, dan ternyata semua itu SALAH sodara-sodara. Baliknya saya bawa tentengan plastic bag sebesar 7KG, sementara koper saya saja sudah 10KG. Dan yang boleh masuk ke kabin hanya, 1 koper seberat 7 KG  dan 1 tas jinjing. Mau gak mau harus pakai bagasi, dan biaya bagasi yang harus saya bayar yah segitu. Mau nangis rasanyaaaaa……..belum lagi kalau ingat perjuangan geret-geret koper dan plastik bag dari penginapan sampai stasiun dan beberapa kali ganti subway sebelum akhirnya sampai di Incheon.
-      Biaya tak terduga lainnya adalah budget untuk makan selama di pesawat. Sebenarnya ini bisa di beli online pas waktu beli tiket pesawat. Berhubung perjalanan panjang, jangan sampai perut kosong. Gak mau kan, sampai Korea atau pas balik dari Korea malah sakit. Pengennya sih selama sebelum dan sesudah perjalanan liburan tetap sehat. Amin.

Jadi berapa total yang saya habiskan untuk tiket, penginapan, persiapan seperti biaya VISA , beli winter stuffs, transportasi menuju korea, selama di Korea, dan balik dari Korea, shopping, oleh-oleh dan biaya tak terduga? Kira-kira kurang lebihnya adalah 11jt IDR. Ini bersih ya. Tapi kalau di kurangin dengan biaya seperti VISA dan persiapan winter stuffs, artinya biaya yang saya keluarkan selama disana ditambah tiket pesawat dan penginapan + Oleh-oleh dan belanja-belanja totalnya sekitar 9,5jt IDR. Sekali lagi budget masing-masing orang akan berbeda ya.

Next Tulisan : #Part3 Hari Pertama : Sido Island, Haraboji yang baik hati, dan N Seoul Tower
9

15 February 2015

Haloooo...
Astaga udah lama banget gak update blog. Tahun lalu bener-bener ga produktif banget, cuma beberapa postingan #selftoyor. Semoga tahun ini bisa lebih produktif #fingercross.

Baiklaaah, sebagai pembuka postingan di tahun ini, saya mau share pengalaman kemarin waktu di Korea. Tulisan ini akan terbagi dalam beberapa postingan, dari mulai persiapan, budget, sampai itinerary selama di Korea. Semoga bermanfaat,

Let's start!

Tidak ada rencana pasti sebenarnya untuk travelling ke Korea. Hanya saja memang saya sempat berpikir akan mengunjungi negeri ginseng itu suatu saat nanti, tetapi tepatnya kapan belum di rencanakan. Seingat saya saat itu Bulan Juni, baru beberapa bulan setelah saya balik dari liburan ke Singapura, tahun 2014 yang lalu. Dasarnya memang saya adalah pemburu tiket promo pesawat, maka ketika ada promo dari Air Asia untuk penerbangan ke Korea, saya langsung semangat. Kebetulan saya punya teman yang bisa di sebut sebagai travelmate, yang kemana-mana selalu bareng. Nah, kebetulan diantara travelmate saya ada yang demen Korea juga, namanya Ima, sementara yang satu lagi mba Dini, gak tertarik. Baiklah…setelah pembicaraan di grup, kami memutuskan untuk mencari tanggal yang pas (baca : tanggal termurah untuk dapat tiket pesawat plus hotel).

Note : Kesabaran dan ketelitian teramat sangat dibutuhkan untuk bisa dapat tanggal perjalanan dengan harga murah, apalagi jika paket promonya adalah penerbangan plus hotel.

Setelah mengulik bulan per bulan dan tanggal per tanggal, akhirnya kami memutuskan untuk membeli penerbangan di Bulan Januari 2015 tanggal 21 – 28, plus penginapan satu malam (kamar double standar, 1 double bed, non smoking room)
Kenapa cuma satu malam? Sementara kami disana untuk 6malam? Pertimbangannya saat itu, karena kami mau mencari penginapan lainnya yang lebih murah, dengan budget paling mahal 250ribu rupiah, bahkan kalau bisa hanya 200ribuan. Memangnya ada? ADA dan banyak. Jadi kalau pengen liburan ke Korea dengan budget yang tidak terlalu banyak alias terbatas, gak usah takut, karena penginapan sekitar dua ratus ribu per orang itu sangat banyak. Bisa cari di hostelworld.com, air bnb, hostelbookers.com, hostels.com, dan masih banyak lagi. Intinya adalah lagi-lagi harus sabar karena untuk dapatin harga murah dengan kualitas penginapan yang oke punya maka yang wajib di lakukan adalah jangan malas untuk membandingkan antara satu hostel dengan lainnya. Plus daerah tempat menginap juga harus menjadi hal yang dipertimbangkan, karena ini akan berpengaruh ke ongkos transportasi yang nantinya akan keluar selama di sana.

Jadi berapa biaya tiket pesawat PP (Jkt – Seoul, transit KL) dan penginapan satu malam yang harus saya keluarkan? Jawabannya adalah 3,9 juta.

Beberapa bulan setelahnya, sebelum mengajukan permohonan VISA, saya kembali mencari penginapan untuk 5 malam sisanya. Setelah mencari sana-sini, akhirnya dapat di SP@Itaewon Guesthouse, melalui hostelworld.com, dengan harga per malam untuk satu orang sekitar 209.541 IDR, dan bisa DP 15%.

Urusan penginapan selesai. Lalu selanjutnya adalah urusan VISA
Agak deg-degan ketika tiba saatnya untuk mengurus VISA. Saya rajin bolak-balik googling, berkunjung dari blog satu ke blog lainnya untuk cari tahu pengalaman orang-orang dalam mengurus VISA. Bahkan saya juga baca pengalaman orang yang pengajuan VISA nya di tolak. Cukup membuat stress juga waktu tahu ternyata ada juga beberapa orang yang pengajuan VISA-nya di tolak tanpa tahu alasannya. Ya, jadi dari beberapa blog yang saya baca tidak ada alasan pasti kenapa VISA nya di tolak, padahal rekening di tabungannya mencapi 30juta rupiah. Waduh, apalagi saya yang rekening tabungannya saat itu tidak sampai segitu, malah bisa di katakan jauh dari itu.

Karena banyak cari tahu dan banyak ngobrol dengan beberapa teman yang juga baru balik dari Korea, maka yang bisa saya lakukan adalah mempersiapkan semua dokumen selengkap-lengkapnya, dan banyak-banyak berdoa.
Lalu, berapa sih minimal tabungan yang mengendap di rekening? 10 juta?15 juta? Atau boleh hanya 5juta?

Tidak ada angka pasti berapa minimal tabungan yang kita punya, tetapi yang jelas, dari beberapa blog yang saya baca dan hasil penghalaman pribadi, intinya adalah seperti ini:

1. Rekening yang kamu miliki adalah rekening aktif, keliatan kalau ada aliran dana yang keluar masuk di rekening kamu. Kalau kamu sudah kerja, akan lebih baik jika rekening tabungannya adalah rekening payroll, artinya rekening yang biasa menerima gaji setiap bulannya. Jadi bukan rekening yang baru kamu buat beberapa bulan sebelum mengajukan VISA dan tiba-tiba nominal di rekening kamu fantastis.

2.  Hitung berapa lama kamu akan berkunjung ke Korea, lalu kali dengan rata-rata biaya hidup sehari di Korea. Contoh : kamu akan berada di Korea selama 6 hari, dan rata-rata biaya hidup di Korea adalah satu juta rupiah per hari, maka 6 hari x 1juta = 6Juta. Plus biaya tak terduga, misal kamu ketinggalan pesawat, biaya balik ke Indonesia dengan harga tiket pesawat normal misal adalah 3 – 5 juta rupiah. Maka dana yang bisa kamu siapkan sekitar 9 – 11 Juta rupiah. Tapi, lagi-lagi ini tidak mutlak. Contohnya teman saya bisa lolos dengan rekening hanya 5juta rupiah.

3. Untuk menyiapkan dana segitu ya memang harus disiplin nabung. Tapi cara lainnya adalah ( based on my own experience), saat itu saya hanya punya sekitar 5juta rupiah di tabungan, lalu saya pinjam ke beberapa teman, seminggu sebelum membuat rekening Koran, dengan catatan pembuatan rekening Koran memakan waktu sekitar 3 – 4 hari, jadi setelah rekening Koran jadi, dana-dana tersebut sudah saya kembalikan ke teman-teman saya. Total yang terkumpul pada akhirnya adalah 11juta rupiah :D

Lalu apa saja syarat untuk pengajuan VISA
Sebenarnya bisa di lihat di sini 

Dan, di bawah ini adalah kelengkapan dokumen-dokumen yang harus di persiapkan untuk pengajuan VISA :

1. Paspor Asli, harus masih berlaku 6bulan sebelum tanggal masuk ke Korea Selatan. Jadi kalau kira-kira masa berlaku paspor kamu sudah mau habis, mendingan segera di perpanjang, dari pada di tolak masuk ke Korea kan ya.
2.  Fotokopi Paspor (halaman identitas bagian depan dan belakang, serta bagian cap dari Negara-negara yang pernah di kunjungi sebelumnya
3.   Fotokopi KTP, Kartu Keluarga dan dokumen resmi yang membuktikan hubungan kekeluargaan. Akta lahir juga bisa di lampirkan sebagai bukti bahwa nama yang tercantum di AKta Lahir seseuai dengan KTP dan KK. Buat yang sudah nikah sebaiknya lampirkan juga fotokopi surat nikah
4. Surat Keterangan Kerja Asli, di buat dalam bahasa Inggris, minta saja ke HRD dan di tandatangani oleh pejabat yang berwenang di perusahaan. Waktu itu saya juga menyertakan SIUP tempat bekerja. Surat keterangan kerja ini penting agar kedutaan Korea tahu dan yakin bahwa kunjungan kita ke Korea hanya untuk liburan dengan masa yang telah di tentukan, karena kita terikat dengan perusahaan yang ada di Indonesia.
5. Surat keterangan Mahasiswa / Pelajar jika masih berstatus mahasiswa / pelajar
6. Fotokopi Bukti Keuangan, pilih salah satu :
·         Rekening Koran 3 bulan terakhir dan referensi Bank (saya memilih opsi ini) Untuk rekening Koran seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Sementara utnuk referensi Bank, bisa datang ke tempat pertama kali membuat rekening. Dan biasanya ada biaya yang dikenakan oleh Bank yang bersangkutan. Nominalnya saya lupa, kalau tidak salah kurang dari seratus ribu rupiah.
·         Surat keterangan dan copy kartu membership golf
·         Surat keterangan dan copy kartu membership hotel bintang 5
·         Surat keterangan pemegang program Jamsostek
·         Slip gaji atau bukti tunjangan pension
·         Surat Pajak Tahunan (SPT PPH-21) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
·         Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI

** Untuk tipe visa C-3 Multiple silahkan untuk melihat persyaratan Multiple Visa
** Jika berstatus mahasiswa harus melampirkan surat keterangan mahasiswa dan bukti keuangan orang tua

** Ibu rumah tangga dan yang masih belum memiliki pekerjaan/penghasilan harus melampirkan bukti keuangan suami atau keluarga
** Bagi pengusaha yang ingin mengajak serta asisten rumah tangga, harus melampirkan surat sponsor dari Employernya (surat keterangan kerja, kartu keluarga, bukti keuangan tidak perlu dilampirkan)
** Dokumen yang telah dilampirkan jika dianggap masih belum lengkap oleh Consul maka pihak Kedubes Korea berhak untuk meminta tambahan dokumen

Sebagai tambahan, di dokumen pengajuan VISA saya juga melampirkan :
1.  Status Confirmed Penerbangan dan Hotel
2. Itinerary selama di Korea
3. Asuransi perjalanan

Kalau semuanya sudah lengkap, banyakin berdoa selama proses pengajuan VISA nya ya, hehehe. Alhamdulillah saat itu saya lancar, cukup 6hari kerja, dan tadaaaaaa VISA saya jadi.



Next Artikel : Jalan-jalan ke Korea #Part2 Persiapan Winter Stuffs
17

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net