14 May 2017

source : hahahastore.com
Ini adalah kali ketiga saya menonton show tunggal Ernest Prakasa, setelah sebelumnya di tahun 2015 Ernest membuat show tunggal bertajuk HAPPINEST dan di 2014 bertajuk Illucinati. Sebenarnya, untuk Ernest sendiri ini adalah show tunggalnya yang ke lima, karena show tunggal pertama Ernest berlangsung di 2012 "Merem Melek" lalu setahun setelahnya 2013 "Oriental Bandits". Butuh waktu dua tahun untuk Ernest kembali ke panggung Standup Comedy - panggung yang membesarkan namanya. Sebagai seorang penikmat standup comedy, nama Ernest Prakasa adalah salah satu nama komika yang menjadi favorit saya. Materi yang diangkat Ernest awal-awal dulu adalah soal ke Cina-annya. Hal ini juga yang ia angkat menjadi karya nya yang lain di luar Standup Comedy, yaitu melalui buku "Ngenest" yang kemudian dijadikan Film. Lalu, tahun lalu karya berikutnya adalah film Cek Toko Sebelah yang berhasil ditonton oleh kurang lebih 2,6 juta penonton - yang artinya 2,6juta orang liat perjuangan Ernest untuk berusaha nangis di film tersebut, ketika adegan di pemakaman. Buat yang nonton CTS pasti tahu adegan di mana Chew Kin Wah, Dion Wiyoko dan Ernest ada di satu frame di bagian menjelang akhir film. Usaha Ernest untuk nangis ini dia jadikan sebagai salah satu cerita di show tunggalnya kali ini.


Sebelum saya lebih jauh membahas bagaimana pecahnya pertunjukkan Setengah Jalan, saya mau menarik ke belakang sedikit, cerita gimana akhirnya saya bisa mendapatkan tiket pertunjukan Setengan Jalan. Jadi, sejak awal Ernest mengumumkan jadwal tour standupnya kali ini, saya udah niat untuk nonton. Tapi, ketika tiba saatnya penjualan tiket yang katanya saat itu di Kiostix, saya ga menemukan tiketnya di jual di situ. Lalu setelahnya kalau tidak salah akhirnya dijual di Hahahastore.com, nah di sinilah karena satu dan lain hal saya kelupaan, dan sekalinya inget, tiketnya udah habis. Setelah itu, saya benar-benar lupa soal shownya Ernest ini. Tapi, Sabtu sore, tanggal 13 Mei, tiba-tiba saya keingetan, bahwa show Ernest akan berlangsung di Sabtu malam, yang artinya tinggal beberapa jam sebelum pertunjukan. Seperti biasa, ketika mau nonton tapi ga punya tiket, yang saya lakukan adalah buka twitter, cari di tab search dengan keyword Ernest Prakasa, nah di situ bermunculanlah orang-orang yang mention ke Ernest mulai dari mention soal gak sabar nonton pertunjukannya, hingga mention soal mau ngejual tiket - yang intinya entah dia atau temannya batal nonton. Saya mention lah itu satu persatu mereka yang niat jual tiket. Sambil nunggu balasan, saya masih sempat tidur, bangun-bangun jam lima sore. Buka twitter, cek tab mention, ada beberapa yang ngebales. Singkat cerita, saya dapat tiket pertunjukkan di kelas Silver. Setelahnya saya bergegas ke Taman Ismail Marzuki.

Pertunjukan dimulai jam 19:30 WIB. ON TIME. Diawali dengan voice over yang menyapa penonton lalu memanggil nama MC yang juga komika dan pernah menjadi opener Ernest di shownya yang pertama Merem Melek : Ge Pamungkas. Suasana riuh ketika nama Ge disebut, lalu setelah Ge ada di atas panggung, ia yang kemudian memanggil nama MC kedua, seorang komika yang pernah menjadi opener di show Ernest "Illucinati", ARIE KRITING, kalau yang ini saya yang cukup heboh, karena saya salah satu yang suka dengan materi-materi yang dibawakan oleh Arie. Setelah Arie ada di atas panggung, ternyata masih ada satu MC lagi yang mereka panggil, seorang komika asal Kalimantan Timur, lebih tepatnya Samarinda (sebelahan sama kota saya, Balikpapan, sebagai anak Kaltim boleh lah ya saya ikut bangga) Ardit Erwanda, yang pernah menjadi opener Ernest di Happinest. Lengkaplah MC di atas panggung malam itu dengan komika yang pernah menjadi bagian dari show tunggalnya Ernest.

Lalu apa jadinya ketika tiga komika ada di atas panggung menjadi MC? Pastinya pecah, acara intinya belum mulai aja, saya udah sakit perut karena dibuat tertawa. Perkara hanya ngebacarin house rules aja bisa buat ketawa. Itulah spesialnya pertunjukan Ernest, dibuat panas sejak dari awal, bukan oleh opener tapi oleh MC. Jadi tugas opener untuk menghangatkan penonton agak ringan sedikit, karena penonton udah hangat duluan oleh MC - paling tidak itu pendapat pribadi saya. Hal yang menarik lainnya adalah, show dibuka oleh dua komika yang memiliki kebutuhan khusus : Dani dari Malang dan Adit dari Jakbar. Mereka berdua sama-sama memakai alat bantu kursi roda. Mereka battle di atas panggung. Materi mereka tentu mengangkat keresahan mereka sebagai penyandang disabilitas. Saya respect pada mereka, mampu menertawakan kekurangan dan mengangkatnya menjadi sebuah komedi. Itu cerdas sih menurut saya.
Dani dan Adit
(foto milik Fanny Gresia Hutabarat/@fangrezz)

Setelah Dani dan Adit, opener selanjutnya adalah ACI RESTI, tapi sebelum masuk ke Aci Resti, ada penampilan standup balkon oleh Bene Dion. Kenapa standup balkon? karena memang Bene berada di balkon, berpura-pura seperti reporter yang melaporkan secara langsung situasi penonton di balkon kelas Silver. Ini menarik banget, karena saya belum pernah melihat yang seperti ini. Interaksi Bene yang ada di balkon dengan ke tiga MC yang ada di atas panggung mampu membuat penonton tidak berhenti tertawa, saya saja sampai pegel rahang karena tertawa terus. Dan yang pecah banget dari standup balkon Bene Dion adalah kalimat terakhirnya yang saya gak akan tulis di sini, tapi mampu membuat Arie berujar "tolonglah kalau bikin materi itu jangan yang membahayakan penghasilan" dan ini lagi-lagi disambut gelak tawa penonton

Penampilan Aci Resti sebagai opener

Setelahnya baru penampilan Aci Resti. Sebagai juara stand up comedy academy (SUCA) Indosiar season 2, Aci Resti tampil kece malam tadi, membawakan materi tentang keresahannya sebagai juara 1 SUCA, tapi cuma dapat satu scene di film Cek Toko Sebelah - yang kalau menurut penuturan Ernest yang ditirukan oleh Aci, alasan kenapa cuma dapat satu scene ya karena dia juara SATU. Nah, sementara Arafah, sebagai juara dua dapat SEMBILAN scene. Aci juga ngebahas, berkat Standup comedy dia akhirnya main film bareng Reza Rahadian di Critical Eleven. Proses syuting CE juga tidak luput dari bahasan Aci, menunggu delapan jam dan ditake cuma sebentar, tanpa dialog, cuma disuruh ngangkat koper turun tangga, "udah gini aja mas? saya disuruh ngegelundung di tangga juga bisa loh sekarang" ini sukses banget sih bikin ketawa ngakak. Intinya penampilan Aci sebagi opener memuaskan. Tampil prima, tenang, dan yang pasti mampu mengocok perut sekitar 1300 penonton yang hadir di teater besar Taman Ismail Marzuki.

Setelah Aci Resti tampil, saya pikir MC akan langsung memanggil sang empunya acara, tapi ternayta belum, karena masih ada penampilan standup balkon dari Soleh Solihun yang berada di barisan penonton yang memegang tiket Bronze. Soleh sukses nge-riffing Pandji, karena keterlibatan Pandji seabagi jubir salah satu paslon saat pilkada DKI kemarin. Ini kacau sih, kacau kocaknya. Pandji yang ada di barisan penonton jadi bahan empuk nya Soleh. Setelahnya baru yang punya acara dipanggil.

Ernest Prakasa
(foto milik Fanny Gresia Hutabarat/@fangrezz)

Dengan disambut gemuruh tepuk tangan dan teriakan penonton, Ernest muncul dan langsung menyapa penonton. Setiap materi yang dilempar selalu berhasil menuai tawa. Kalau saya tidak salah ingat, materi awal Ernest adalah nge riffing pandji, ada kali sepersekian menit, Ernest nge riffing Pandji. "Banyak yang nanya ke gue, Nest kenapa lo masih temenan ama Pandji?" begitu Ernest memulai riffingnya soal Pandji, yang kemudian dilanjut dengan kalimat "karena kalau nanti dihadang ama FPI, ada Pandji ni yang bisa ngebelain, kan Pandji udh temenan ama mereka (FPI). Tenun Kebangsaan," kurang lebih begitu lah salah satu riffing nya Ernest ke Pandji.

Banyak hal yang dibahas Ernest malam tadi di shownya yang berjalan sekitar satu jam tiga puluh menit. Oh aya sebelum saya lebih jauh ngebahas beberapa materi Ernest, saya mau kasih tau buat yang gak nonton dan bertanya kenapa nama nya Setengah Jalan? jawabannya adalah karena rata-rata umur orang Indonesia sampai 70 tahun , dan tahun ini Ernest memasuki usia ke 35, yang artinya sudah setengah jalan dari perjalanan hidup. Ada quote yang menarik yang disampaikan Ernest "Bukan seberapa lama lo hidup, tapi kontribusi apa yang lo berikan selama lo hidup" A VERY WELL NOTED KOH.

Selain Pandji, yang juga jadi bahan stand up adalah Reza Rahadian dan Young Lex yang malam itu hadir juga diantara penonton. Reza dianalogikan Ernest seperti mainan di pasar gembrong yang ada tombol switchnya di bagian belakangnya, saking piawainya Reza dalam berakting ketika menjadi Rudi Habibie, sementara Young Lex, yang bikin ga habis pikir adalah tren baju yang ia pakai selutut, mau ngapa-ngapain juga susah, tapi Young Lex mampu menjual 1000 baju sebulan, artinya ada sekitar 1000 anak yang akan make baju selutut seperti Young Lex. Selain itu soal konten youtube Young Lex yang oleh banyak orang dianggap ga mendidik untuk anak-anak. Pertanyaan Ernest malam itu adalah : "Sejak kapan tugas mendidik itu jadi tugasnya Young Lex" Lalu dilanjut oleh Ernest bahwa kalau lo ga mau anak lo begitu ya tugas lo sebagai orang tua yang ngedidik anak lo. Hahahaha bener juga sih.


Beberapa materi Ernest malam tadi diantaranya adalah mengenai keresahan Ernest soal apa yang terjadi akhir-akhir ini, isu yang sebenarnya sensitif untuk dibahas, apalagi kalau bukan yang nyerempet-nyerempet ke isu agama dan penistaan agama, bahkan Ernest 'khawatir' bahwa nama shownya Setengah Jalan yang kalau disingkat SJ bisa diartikan menjadi Saved by Jesus, dan bahwa sebenernya show ini hanya bagian awalnya saja yang komedi, selebihnya adalah bedah alkitab, hahahha. Ini lah kenapa saya suka standup comedy, bisa dengan gamblang menertawakan hal-hal sensitif tanpa perlu merasa tersinggung. "Tenang aja gue punya tiga botol air minum, satu untuk gue minum, duanya lagi untuk pembaptisan" lanjut Ernest sesaat setelah meneguk air minum di sela-sela shownya.

Keresahan lainnya yang dituangkan menjadi materi adalah bahwa sekarang twitter sudah gak seasyik dulu. Kangen twitter yang dulu yang bisa asyik, lucu-lucuan mainan hashtag. Kemudian Ernesy bercerita, dulu, paling kalau misalkan dia ke Jogja, lalu ngetwit "ternyata gudeg biasa aja" paling mention yang masuk cuma "ah masa sih bang" "enak kok bang", tapi kalau sekarang nge twit begitu, tab mention bisa penuh dengan kalimat yang mungkin akan berbunyi "Ernest menistakan makanan lokal Jogja," dsb yang isinya bisa loncat kemana-mana dan bisa nyerempet lagi-lagi ke soal penistaan. Bahkan tab mention Ernest ramai ketika dia sempat tersandung masalah soal Zakir Naik, tab mentionnya penuh dengan kalimat mutiara, salah satunya : " Dasar babi, pulang lo ke Cina," kalimat ini kemudian diulang Ernest dan ia mengajak penonton menelaah kalimatnya. Dasar babi, pulang lo ke Cina. "Begini ya, kalimat dasar babi, ini maksudnya gimana sih? menyamakan dengan babi yang pentilnya sembilan gitu? trus pulang lo ke Cina. Gue dari lahir di Jakarta, kalau gue disuruh pulang ke Cina, mau tidur di mana gue, gue ga punya sodara, ga punya teman di Cina," kira-kira begitu Ernest membedah kalimat yang masuk ke tab mention twitternya :)))))

Selain materi yang cukup sensitif, Ernest juga membawakan materi yang ringan seperti soal alis perempuan. Ini kocak banget sih. Ngebahas soal fungsi alis sebagai pelindung mata dari tetesan keringat, karena keringat itu sifatnya asin dan akan pedes kalau masuk ke mata. Tapi, oleh perempuan, alis ini dicukur kemudian digambar lagi. "mau lo gambar bendungan sekalipun, ga akan mampu nahan keringat, bakal masuk ke mata lo juga," BENER BANGET. Tapi, tetep aja, kami perempuan, akan nyukur alis supaya rapi dan tetep akan digambar lagi. Alis yang cetar itu menjadi bagian dari penampilan yang bisa bikin PD :))))


Materi Ernest lainnya adalah menyangkut soal Awkarin di video nya yang cuma pakai celana pendek dan BH item dan naik kuda, lalu pencapaian Ernest dalam film Cek Toko Sebelah yang berhasil menyabet enam piala di ajang Indonesia Box Movie Awards, yang menurut pengakuan Ernest bukan soal pialanya, tapi bahwa malam itu Raditya Dika ga bawa pulang piala apapun. Ngehek sih ini. Juga soal tawaran main di Rudi Habibie yang sempat hampir ditolak Ernest karena ngerasa dia bukan aktor drama, tapi begitu tau akan syuting di Jerman bareng Chelsea Islan, maka dia berubah pikiran. Yang juga jadi materi yang berhasil terdeliver dengan baik adalah soal pantun di Citilink yang memakai namanya sebagai bahan pantun ketika penerbangan Balikpapan - Denpasar. Materi soal anak juga menjadi bahasan Ernest, tentang bagaimana obrolan anak SD jaman sekarang, dan ditutup dengan materi soal toilet training Snow - anak kedua Ernest. Dengan berakhirnya materi soal toilet training itu, maka berakhir pula pertunjukan Setengah Jalan Ernest. Standing Applause pantas didapatkan Ernest. Pertunjukan yang sempurna buat gue, mulai dari MC, opener, hingga Ernest sebagai pemilik acara. Terima kasih Ernest karena telah menyajikan sebuah pertunjukan standup comedy yang sungguh sangat luar biasa.

Para pengisi acara, mulai dari MC, Opener, hingga sang empunya acara
(foto milik Fanny Gresia Hutabarat/@fangrezz)


VIVA LA KOMTUNG!





0

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net