28 September 2017


Sekitar tiga atau empat bulan yang lalu, ketika iseng nontonin vlog di youtube, saya ketemu sama satu channel yang dari segi tampilan jauh dari kata menarik. Mulai dari teknik pengambilan gambarnya  hingga editingnya , dan bisa dibilang tampilan mas-mas ini ndeso. Jangan bandingkan dia dengan vlogger macam Bayu Skak, Skinny24, Agung Hapsah, apalagi Tim 2 One. Kalau kalian terbiasa menonton vlog seperti yang saya sebutkan tadi, maka akan sangat jomplang ketika melihat vlog mas-mas dengan logat jawa medok yang tinggal di Korea ini.

Mungkin karena keseringan mencari konten youtube soal Korea, atau kehidupan mahasiswa yang tinggal di Korea, maka youtube merekomendasikan saya sebuah akun channel yang dari namanya saja cukup unik : GOKIL ABIS. Awalnya saya bergeming  melihat rekomendasi youtube, tapi karena sering muncul, akhirnya saya klik juga. Penasaran se-gokil apa sih Channelnya.

Saya ingat betul saat itu, video yang saya tonton adalah video yang memperilihatkan si mas-mas Gokil Abis ini belanja di sebuah supermarket di Korea. Dia menceritakan tentang harga barang-barang yang dijual di Korea, yang tentunya lebih mahal dengan di Indonesia. Ada yang menarik ketika pertama kali menonton video dari Mas Gokil Abis ini, dengan logat jawa timuran yang medok, ternyata dia bisa berbahasa Korea juga walau tetap ketika berbahasa Korea tidak meninggalkan medok jawa nya. Lucu, tapi menarik. Lalu yang juga menarik setelah akhirnya saya menonton beberapa vlog nya adalah, mas Gokil Abis ini benar-benar menjadi dirinya sendiri, jujur, dan sederhana. Memang betul bahwa yang nonton youtube gak cuma mereka yang disebut millenials, atau mereka yang tinggal di perkotaan, dengan semakin banyaknya ponsel pintar yang dijual dengan harga murah, dan paket data yang juga semakin murah, maka siapa saja bisa mengakses Youtube, bahkan membuat akun channel di youtube. 

Konten vlog mas Gokil Abis ini beragam, seperti cerita mengenai bagaimana awalnya sampai ia bisa bekerja di Korea. Maka, tidak heran jika melihat kolom komentar nya, beberapa diantaranya sering bertanya ke Mas Gokil, gimana caranya kalau mau jadi TKI di Korea. 

Mas Gokil Abis yang bekerja sebagai sopir untuk sebuah pabrik kaca ini punya sapaan khas buat penonton channel youtubenya, dia selalu membuka dengan " Hai Gaes,". Sapaan ini saja sudah buat saya tersenyum ketika pertama menonton vlognya, belum lagi ia sering ngomong bajindul :))

Kalau vlogger lainnya sering bikin video Room Tour atau Home Tour, maka mas Gokil Abis ini juga gak mau kalah, dia bikin video home tour, dengan menunjukkan bagian-bagian dari tempat tinggalnya di Korea. Dia mampu menunjukkan sisi menarik dari dirinya dengan tetap menjadi dirinya sendiri, disaat banyak orang yang ketika ingin memulai menjadi vlogger, terlalu fokus untuk membuat video dengan editing yang luar biasa, terlalu pusing mikirin mau bikin vlog dengan konsep yang seperti apa, dan mikirin banget kira-kira konten yang bakal dibikin bakal berkualitas apa gak *sebenernya ini ngomong ke diri sendiri sih :p*, lalu tiba-tiba ada vlog yang secara tampilan dan konten terlihat biasa aja, tapi ternyata menarik - paling gak ini buat saya-, dan yang menarik lagi adalah dia menjadi inspirasi buat banyak orang di luar sana yang ingin memperbaiki nasibnya.

Saya salut akan sosok mas Gokil Abis yang sederhana ini karena kegigihannya, perjuangan dan kerja kerasnya selama proses menajdi TKI di Korea dan ketika hidup di Korea. Kisahnya bisa dilihat di video ini 



Selain itu, yang juga bikin saya salut adalah, tekad dia ingin memperbaiki hidup tidak hanya denga bekerja sebagai TKI di Korea, tapi dia juga membekali diri dengan kuliah di Universitas Terbuka, Jurusan Komunikasi di Seoul - Korea, dan mengambil semacam kursus servis mobil di salah satu universitas di Korea




Lalu, tiba-tiba beberapa waktu kemarin, saya lihat berita bahwa salah satu video yang diupload mas Gokil ini jadi viral. Videonya menceritakan perjalanan dia ke sebuah tempat rekreasi dan mencoba wahana yang ada, yang bikin lucu adalah ekspresinya dan celotehan berbahasa jawanya ketika mencoba wahana tersebut, dan ke-pede-an si mas Gokil ini mengajak ngobrol mbak-mbak yang duduk di sebelahnya dengan bahasa Korea.



Updatenya mas Gokil Abis yang punya nama asli Parindra Sidik Cahyono ini bakal ke Indonesia memenuhi panggilan beberapa stasiun TV di Jakarta untuk interview. Wis lah, semoga selalu sukses mase :) Tetap berkarya dan tetap jadi diri sendiri. Yang mau tau lebih banyak si mas Gokil Abis ini monggo main ke channel youtubenya


Terakhir, saya jadi ingat sebuah kutipan dari materi standupnya Pandji bahwa "Sedikit beda, lebih baik dari pada sedikit lebih baik," dan "Gak ada sesuatu yang tiba-tiba langsung bagus, yang penting mulai aja dulu, menjadi bagus itu adalah bagian dari berproses,"
0

16 September 2017

Sebenernya ini postingan yang sungguh sangat terlambat, tapi karena ada yang bilang bahwa lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, maka tulisan ini saya buat sekarang.

Sudah kurang lebih setahun ini saya punya "keluarga baru" yang terdiri dari orang-orang dengan latar belakang berbeda, ada yang PNS, ada yang bekerja di Media juga seperti saya, ada yang dokter, ada yang youtuber, banker, backpacker, dan beberapa profesi lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang secara sukarela bergabung di komunitas yang saya bentuk 'Main ke Museum". 

Mereka-mereka ini yang bersama-sama saya selama kurang lebih setahun ini, bahu membahu berupaya memberikan pengalaman kepada adik-adik untuk mengenal sejarah bangsa ini melalui kegiatan Main ke Museum. 

Berawal dari sepenggal lirik lagu Menoleh nya Pandji "bahwa pelajaran tak harus dalam halaman buku sekolahan, buka wawasan," saya jadi berpikir untuk membuat sesuatu, membuat sebuah gerakan, tapi saat itu saya gak tau harus apa dan bagaimana memulainya, hingga saya mencoba untuk ikut bergabung sebagai relawan di Kelas Inspirasi Sukabumi, awal tahun 2016. Ini adalah kegiatan kerelawanan pertama yang saya ikuti. Perasaannya campur aduk, senang, capek, nagih, semuanya jadi satu. Ketemu teman-teman baru dengan semangat yang sama itu jadi tambahan energi tersendiri buat saya. Selesai KI Sukabumi, saya mendaftar lagi beberapa bulan setelahnya di KI Jakarta 5, di sinilah semua bermula. Di KI Jakarta 5, saya dapat sekolah di Tanah Tinggi. Saya sekelompok dengan orang-orang kece yang akhirnya sebagian diantaranya bergabung di Main ke Museum. 

Ketika KI Jakarta 5 berakhir, tercetuslah sebuah ide untuk kembali lagi ke Sekolah. Tapi apa yang akan dilakukan ketika kembali lagi ke sekolah? lalu saya terpikirkan menggabungkan museum dengan anak-anak. Kenapa? pertama saya suka geregetan ngeliat orang kalau datang ke museum cuma untuk foto-foto, demi eksis di sosial media tanpa tahu atau mau tahu tentang cerita yang ada dibalik foto, atau benda-benda yang ada di museum (I used to be one of this kind of people :( ). Okay memang gak semuanya begitu, tapi pemandangan itu yang lebih sering saya dapati ketika main ke museum. Bandingkan dengan orang luar yang ketika yang datang ke museum, mereka bahkan menyewa guide untuk memandu mereka menyusuri setiap ruangan yang ada untuk tahu sejarah apa yang ada dibalik benda-beda yang dipajang di museum. 

Lalu kenapa anak-anak? karena jauh dilubuk hati saya, sejak dulu saya punya concern terhadap pendidikan terutama untuk anak-anak. Saya percaya, bahwa maju atau mundurnya negara ini tergantung dari bagaimana anak-anak dididik. Dan pendidikan bukan hanya tugas pemerintah, tapi saya, kamu dan kita semua punya tugas yang sama, memastikan bahwa anak-anak di Indonesia, mendapat pendidikan yang sama dan layak. Berat? iya berat, karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Tapi, kalau dilakukan bersama-sama tidak akan berat. Sudah ada banyak gerakan yang fokus terhadap pendidikan, sebut saja Indonesia Mengajar, Kelas Inspirasi, Seribu Guru, Koppaja, dan masih banyak lagi. Kalau kalian belum tau mau berbuat apa, mungkin bisa dicoba untuk terlibat menjadi relawan di salah satu komunitas tersebut. Sama seperti saya dulu, yang gak tau harus memulai dari mana. Lucky me, ketemu dengan Kelas Inspirasi, ketemu dengan orang-orang kece. Maka, ketika ide untuk kembali ke sekolah dengan mengajak anak-anak main ke musuem mendapat tanggapan positif, saya segera membuat proposal kegiatan, dan mulai memikirkan bagaimana agar kegiatan ini bisa berjalan tanpa membebani anak-anak, karena memang sekolah yang menjadi target dari komunitas ini nantinya adalah SD marjinal. 

Kegiatan pertama kami, berjalan cukup lancar, dengan persiapan yang cukup singkat, hanya sekitar tiga minggu dari sejak saya cetuskan ide ini. Kami kembali lagi ke sekolah, ketemu anak-anak yang punya semangat luar biasa. 









Hingga hari ini, setidaknya sudah 8 sekolah, 10 kegiatan, dan lebih dari 250 anak (Jakarta dan Jogja) telah kami ajak belajar, bermain dan bersenang-senang di Museum. Mimpi kami bisa mengajak lebih banyak anak lagi dan mengunjungi lebih banyak museum yang ada Indonesia. Can I get Amin? :)

Terakhir, saya cuma mau bilang bahwa ada banyak persoalan di negeri ini
Pilihannya : hanya mau berdiam diri dan berkeluh kesah atau mau ikut terlibat turun tangan
Saya memilih untuk yang kedua
Kini giliranmu. Ayo pilih perjuanganmu :)

0

Author

BTemplates.com

Checkpagerank.net